INDONESIA tak kekurangan tokoh perempuan hebat yang berjuang pada masa sebelum kemerdekaan. Mereka berasal dari banyak daerah di Nusantara, termasuk dari Aceh. Berikut adalah 4 tokoh perempuan hebat dari tanah Aceh, sebagaimana dirangkum pada Selasa (15/3/2022) :
Sulthanah Shafiatuddin
Kerajaan Aceh pernah dipimpin oleh seorang perempuan hebat di tahun 1641 – 1675. Ia adalah Sulthanah Shafiatuddin. Perempuan yang lahir pada tahun 1612 ini naik takhta usai suaminya, Sultan Iskandar Tsani, wafat. Ketika itu, sangat sulit mencari pengganti pemimpin bagi Aceh. Terlebih, sang Sultan tidak memiliki keturunan atau kerabat laki-laki. Jadi, istrinya yang harus menggantikannya. Penobatan Shafiatuddin bukan tanpa protes. Banyak pihak yang enggan menerima, sebab keberadaan pemimpin perempuan sangat tidak lazim pada masa itu.
Menepis semua keraguan, Shafiatuddin justru berperan besar bagi Aceh. Ia membentuk barisan perempuan pengawal kerajaan yang turut andil dalam Perang Malaka tahun 1639. Aceh mengalami lonjakan ekonomi pesat di bawah komando Shafiatuddin. Disebutkan, pelabuhan Aceh sangat sibuk melayani kapal-kapal dagang luar negeri.
Shafiatuddin wafat pada 1975. Setelahnya, banyak perempuan-perempuan Aceh lain yang juga turut menjadi sultanah. Contohnya adalah Sultanah Kamalat Syah Zinat al-Din dan Sultanah Zaqi al-Din Inayat Syah.
Laksamana Malahayati
Tanah Aceh patut bangga lantaran laksamana perempuan pertama berasal dari negeri tersebut. Tidak hanya di Indonesia, Malahayati bahkan menjadi laksamana perempuan pertama di dunia. Perempuan kelahiran Aceh Besar tahun 1550 ini merupakan pejuang perempuan tangguh dan keturunan Sultan Aceh. Laman Ikatan Keluarga Pahlawan Nasional Indonesia (IKPNI) menyebut, Malahayati berperan dalam perlawanan bangsa penjajah, terutama Portugis dan Belanda.
Malahayati merupakan cicit dari Sultan Aceh, Sultan Salahuddin Syah, yang memerintah sepanjang tahun 1530 hingga 1539. Kecintaannya terhadap Angkatan Laut sudah ia tunjukkan sejak kecil. Bagaimana tidak, ayahnya, Mahmud Syah, adalah seorang Laksamana Angkatan Laut. Malahayati menempuh pendidikan militer di Akademi Militer Mahad Baitul Maqdis.
Satu kisah yang sangat terkenal dari Malahayati adalah ketika ia meminta kepada Sultan Aceh untuk membentuk pasukan perang yang terdiri dari para janda prajurit Aceh yang gugur di medan perang. Permintaan tersebut dikabulkan dan Malahayati menjadi pemimpinnya. Pasukan itu dikenal dengan nama Inong Balee.
Pasukan tersebut berhasil mengantam pasukan Cornelis de Houtman, tahun 1599. Malahayati akhirnya gugur pada 1606 saat pertempuran dengan pasukan Portugis di Selat Malaka. Nama Malahayati kemudian abadi sebagai tokoh perempuan dari Tanah Rencong. Ia diangkat sebagai pahlawan nasional berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 115/TK/Tahun 2017 tertanggal 6 November 2017.