TEMPAT khusus berbentuk asrama yang cukup luas di daerah Ampeldenta, Surabaya diberikan kepada Raden Rahmat atau Sunan Ampel oleh Prabu Brawijaya V, untuk mewujudkan rencana pendidikan moral.
Di asrama itulah Raden Rahmat akan menjalankan tugasnya, yakni menggembleng atau mengajar para pejabat serta putra-putri pejabat kaum bangsawan Majapahit.
BACA JUGA:4 Istri Raja Majapahit Raden Wijaya, Gayatri Perekrut Gajah MadaÂ
Sebelumnya, Prabu Wijaya telah mengundang para bikhu, panditha, dan brahmana namun hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan.
"Ngger, ketahuilah bahwa sebelum ini, sebenarnya aku telah mengundang para bikhu, pandhita, brahmana atau resi dari kalangan Agama Hindu-Budha, tetapi sayang hasilnya sia-sia belaka!" ujar Prabu Brawijaya terlihat prihatin.
 BACA JUGA:Saat Gajah Mada Menolak Diberi Jabatan Strategis di Kerajaan Majapahit
Dikutip dari buku "Brawijaya Moksa Detik-Detik Akhir Perjalanan Hidup Prabu Majapahit". Ketika Raden Rahmat mendatangi lokasi asrama di Ampeldenta Surabaya, ia meminta dibuatkan suatu bangunan khas rumah ibadah dalam agama Islam, yakni sebuah masjid yang sederhana.
Baca Juga: KKP Pastikan Proses Hukum Pelaku Perdagangan Sirip Hiu Ilegal di Sulawesi Tenggara