HOEGENG Imam Santoso merupakan salah satu tokoh kepolisian Indonesia yang pernah menjabat sebagai Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia ke-5. Hoegeng terkenal sebagai sosok polisi paling berani dan jujur di Indonesia oleh media dan masyarakat.
Hoegeng konsisten memberantas korupsi, penyelundupan dan tindak kriminal. Ia bahkan tidak merasa takut dengan dukungan aparat dan pejabat busuk. Hal tersebut menyebabkan munculnya perseteruan antara Hoegeng dengan Presiden Soeharto, karena sejumlah kasus diduga melibatkan orang-orang dekat Presiden Soeharto.
Baca Juga:Â Â Dibujuk Anak-anaknya untuk Jadi Dubes, Hoegeng Emosi hingga Gebrak Meja Makan
Sebelum akhirnya pada 2 Oktober 1971, Hoegeng diberhentikan oleh Presiden Soeharto, dengan alasan dikarenakan usia Hoegeng yang dinilai sudah tua, ia menerima surat dari Menteri Pertahanan dan Keamanan/Panglima Angkatan Besenjata (Menhankam/Pangab), M. Panggabean.
Surat tersebut berisi alasan berakhirnya masa jabatan Hoegeng dan informasi bahwa Hoegeng diusulkan untuk menjadi Duta Besar (Dubes) Swedia. Namun, Hoegeng menolak tawaran untuk menjadi Dubes Swedia tersebut.
Tidak sampai di situ saja, mendengar hal tersebut, pemerintah menawarkan Hoegeng kembali untuk menjadi Dubes di Kerajaan Belgia, Benelux dan Luxemburg (Benelux). Ia mendapat tawaran tersebut dengan alasan, Meri, istrinya merupakan keturunan Belanda, dan Hoegeng pun fasih berbahasa Belanda.
 Baca Juga: Kala Hoegeng Mikul Duwur Mendem Jero Usai Lepas Jabatan Kapolri