JAKARTA - Badan Geologi Kementerian ESDM meminta masyarakat untuk mewaspadai bahaya ikutan berupa retakan tanah hingga likuefaksi pascagempa bumi yang mengguncang Pasaman Barat di Sumatera Barat.
"Peluang terjadinya likuefaksi dapat terjadi khususnya di daerah dataran dan sedikit landai," kata Kepala Badan Geologi Eko Budi Lelono dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu 26 Februari 2022.
Eko menjelaskan, pada umumnya kerentanan likuefaksinya sedang yang artinya zona kerentanan yang dapat mengalami likuefaksi secara tidak merata dan struktur tanah umumnya rusak.
Tipe kerusakan struktur tanah yang terjadi berupa pergeseran lateral, penurunan tanah, dan semburan pasir.
Berdasarkan informasi, akibat rentetan gempa darat yang mengguncang Pasaman dan Pasaman Barat telah terjadi fenomena tanah bergerak. Fenomena ini terjadi di kawasan Malampah, Kecamatan Tigo Nagari, Pasaman.
Baca juga:Â 9 Gunung Api di Indonesia Bisa Sebabkan Tsunami Jika Erupsi, Ini Daftarnya!
Badang Geologi akan melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk memastikan mekanisme tanah bergerak yang telah terjadi.
Baca juga:Â Terungkap! Ternyata Ada 'Harta Karun' di Lumpur Lapindo Berpotensi Jadi Energi Hijau, Apa Itu?
Eko mengatakan fenomena likuefaksi berupa aliran yang dapat menyebabkan gerakan tanah atau tanah bergerak dapat terjadi apabila beberapa persyaratan terpenuhi, yaitu kondisi litologi penyusun, morfologi, muka air tanah, dan gempa bumi sebagai pemicu terjadinya likuefaksi.
"Likuefaksi tipe aliran ini dapat terjadi karena kondisi material tanah yang sangat jenuh air dan relatif dangkal, dan material ini bersumber dari hasil litologi rombakan bagian hulunya," jelas Eko.