JAKARTA- Polda Metro Jaya membentuk Tim Patroli Perintis Presisi untuk melaksanakan tugas pokok Polri, melindungi, mengayomi, dan melayani masyarakat.
 (Baca juga: Sepenggal Kisah Prajurit Kopassus Bertaruh Nyawa di Sarang GAM)
Tim ini dibentuk berdasarkan perintah dari Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran dan langsung dilaksanakan oleh Direktur Samapta Kombes Gatot Haribowo.
Gatot telah banyak malang melintang khususnya di satuan Korps Brimob, salah satunya pertempuran yang tak terlupakan ialah saat melawan Gerakan Aceh Merdeka. Dia mengaku pengalaman tak terlupakan itu karena saat pertempuran dia ditinggal oleh anggotanya dan harus menghadapi empat orang sekaligus sendiri.
 (Baca juga: Kapolri Resmikan Tim Patroli Perintis Presisi untuk Berikan Rasa Aman Masyarakat)
Lulusan Akademi Polisi angkatan 91 itu, tepatnya pada tahun 1999 dia mendapatkan tugas sebagai Komandan Kompi (Danki) di daerah yang saat itu masih menjadi daerah operasi militer GAM. Saat di lokasi melakukan penjagaan bersama empat anggotanya kemudian mendapatkan serangan anggota GAM.
Pada saat posisi bertempur Gatot mengaku ditinggal oleh empat anggota yang sedang bersamanya. Tak mau mundur dia terus melawan hingga akhirnya berhasil memukul mundur musuh dan bahkan dapat melumpuhkan satu musuh.
"Menantang bertaruh nyawa saat itu. Saya ditinggal lari oleh anggota saya 4 orang saya menghadapi dengan selamat saya bahan bisa mendapatkan satu GAM dengan posisi meninggal dengan senjata AK 47," kata Gatot mengenang saat ditemui MNC Portal, Minggu (20/2/2022).
Atas aksi heroik tersebut, bapak dua anak itu mendapatkan penghargaan dari Komandan Korps Brimob dan mendapatkan sekolah di Pendidikan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK).
Tak kalah berkesan di hati Gatot, sebelum menjabat sebagai Direktur Samapta dia bertugas sebagai Karo Ops Polda Papua saat terjadi peristiwa kericuhan akibat isu rasis menimpa mahasiswa Papua di Surabaya dan Malang, pada 16-17 Agustus 2019.
Dalam peristiwa itu terjadi pengiriman bantuan kendali operasi (BKO) besar-besaran bahkan melebihi jumlah BKO saat terjadinya ajang kompetisi oleh raga PON di Papua 2021.
"Kalau waktu itu BKO di sana hampir 10 ribu tersebar di seluruh Papua waktu kerusuhan di Jayapura," katanya kembali mengenang.
Sebagai Karo Ops dia mengaku tak menyangka 10 personel BKO bergerak di bawah perintahnya. Tidak hanya mempersiapkan teknis pengamanan dia juga harus menyediakan tempat tidur hingga konsumsi hingga buang air.
"Kita lobi pemerintah agar perkantoran yang mungkin bisa dimanfaatkan untuk tempat tinggal mereka. Karena bukan hanya satu dua orang, ini ribuan. Kita harus persiapkan juga MCK
Tidak hanya rumah dinas Kapolda dan Wakapolda serta pejabat yang lain, dia juga meminta tolong pada anggota Polri yang bertugas di Papua yang berbagi tempat di rumah dinasnya.
Follow Berita Okezone di Google News