JAKARTA - Eks kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI (Purn) Chappy Hakim menyebut, pembelian 42 jet tempur Dassault Rafale oleh Kementerian Pertahanan (Kemhan) berada di waktu yang tepat. Pasalnya, kata Chappy, seluruh pabrikan di dunia memang sedang melakukan cuci gudang.
"Sekarang adalah saat yang tepat untuk membeli pesawat fighter jet aircraft. Seluruh pabrik pesawat terbang tempur di permukaan bumi ini memang tengah cuci gudang alias menjual obral produknya," ujar Chappy, dalam diskusi virtual bertajuk 'Menyongsong Pesawat Rafale" yang digelar oleh Pusat Studi Air Power Indonesia, Kamis (17/2/2022).
Chappy pun mengapresiasi langkah yang diambil oleh Menhan Prabowo Subianto. Menurut dia, pembelian puluhan jet tempur multi-peran itu telah memecahkan rekor terbanyak selepas Tahun 1965.
"Pembelian sekaligus jumlah 42 jet tempur canggih dapat dikatakan memecahkan rekor jumlah pembelian pesawat terbang tempur sepanjang sejarah Indonesia pasca 1965," ungkapnya.
Lebih jauh disampaikan dia, dalam dua dekade terakhir, pabrik pesawat tempur canggih berada dalam dua pilihan, yakni terus mengembangkan pesawat tempur atau beralih kepada pengembangan pesawat tanpa awak atau drone.
Dia mengatakwn, yang harus dipahami dalam hal ini adalah bahwa pesawat terbang hanyalah salah satu sub sistem dari sebuah sistem besar bernama sistem pertahanan udara. Adapun sistem pertahanan udara merupakan bagian integral dari sistem nasional daripada pertahanan negara.
"Dengan demikian proses pengadaan pesawat terbang tempur pada hakikatnya sebuah upaya meningkatkan kemampuan sistem pertahanan udara nasional," ujarnya.