JAKARTA - Mantan Presiden Abdurahman Wahid atau yang biasa disebut Gus Dur sering melontarkan canda yang memiliki makna mendalam.
Suatu ketika, almarhum KH Bukhori Masruri alias Drs Abu Ali Haidar (1942 – 2018) tengah berceramah di acara Haul Gus Dur Ke IV dan Masyayikh NU Demak di Masjid Agung Demak, 29 Desember 2013.
Almarhum KH Bukhori Masruri berkisah, bahwa semasa KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur menjadi presiden, ia pernah berbuka puasa bersama dengannya. Malahan, di sela itu, teman Gus Dur sejak kecil ini sempat memberikan nasihat atau imbauan.
“Gus!” kata mantan Ketua PWNU Jawa Tengah itu, tetap memanggil “Gus” meski yang dipanggilnya adalah seorang presiden seperti dikutip dari laman NU Online.
“Ada apa, Mas Bukhori?” jawab Gus Dur.
“Anda sekarang jadi bapak manusia se-Indonesia. Dulu hanya menjadi bapak orang NU, sekarang jadi bapak rakyat se-Indonesia. Saya minta dadanya tambah dilapangkan. Kalau ada orang menjelek-jelekkan Anda, entah minta maaf, entah tidak meminta maaf, Anda mesti memaafkan,” ungkap kiai yang juga pencipta lagu-lagu Nasida Ria itu.
“Lho, Anda kok punya saran begitu itu bagaimana?” jawab Gus Dur, penasaran.
“Sebab ada orang yang menjelek-jelekkan Anda, setelah mengolok-olok Anda, itu terus jatuh, sakit dan mati,” kata Abu Ali Haidar, nama pena-nya.