JAKARTA - Badan Penanggulangan Bencana Provinsi (BPBD) Kabupaten Sumedang mencatat terdapat 137 bencana alam yang terjadi di wilayahnya sepanjang tahun 2021. Di mana, bencana longsor masih menjadi yang paling banyak setelah banjir dan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
"Untuk karhutla sebanyak 3, kemudian longsor 86, kemudian musibah ada 16, kemudian banjir 12, kemudian pohon tumbang 11, dan sisanya yang lainnya puting beliung dan kebakaran," ucap Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sumedang, Dadang Sundara saat diskusi Trijaya FM bertajuk "Waspada Gempa Megathrust dan Bencana Hidrometeorologi" yang disiarkan secara virtual, Sabtu (22/1/2022).
Baca juga:Â Â 586 Gardu Distribusi Listrik di Bengkulu Padam Akibat Longsor
Lebih lanjut, Dadang menjelaskan, di wilayahnya terdapat 26 kecamatan yang semuanya berada pada posisi gerakan tanah sedang dan tinggi. Artinya, kontur tanah tersebut memiliki risiko terjadi bencana longsor.
"Dari 26 Kecamatan, kita 25 Kecamatan itu beresiko untuk longsor dari 270 desa dan kelurahan itu 130 itu berpotensi untuk bencana longsor. Untuk bencana banjir itu kita hanya 25 Kecamatan untuk data awal," ungkapnya.
Baca juga:Â Â Tanah Longsor Terjadi di 2 Kecamatan di Kudus
Menurutnya, faktor yang menyebabkan terjadi bencana alam tersebut akibat dari penggunaan tata guna lahan yang beralih fungsi seperti pembangunan jalan tol yang dilalukan pemerintah.
"Itu kan menghabiskan beberapa hektar tanah untuk pembentukan irigasi kemudian juga pembangunan jalan tol," tuturnya.