JAKARTA - Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenpanRB) Tjahjo Kumolo mengatakan bahwa selama 76 tahun merdeka, Indonesia masih dihantui tantangan radikalisme dan terorisme.
Menurutnya, kurangnya pendidikan toleransi antar-umat beragama dan bermasyarakat menjadi salah satu penyebab paham radikalisme menyebar dengan cepat.
Dia pun menilai semua pihak wajib memerangi virus radikalisme dan terorisme, mulai dari para tokoh masyarakat, alim ulama, guru dan aparatur sipil negara (ASN) untuk harus aktif menyampaikan pesan kegotongroyongan, pesan Pancasila, pesan NKRI, pesan kemajemukan, dan pesan UUD 1945 sesuai dengan keyakinan ajaran agama masing-masing.
"Kalau ini terwujud maka tantangan setelah 76 tahun Indonesia merdeka yang berkaitan dengan radikalisme terorisme sedikit demi sedikit akan terkikis," katanya, Jumat (21/1/2022)
Dia juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk siap memerangi berbagai ancaman baik dari dalam maupun luar negeri yang ingin menggoyahkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Baca juga:Â Waspada! Warganet Jangan Terkecoh Propaganda Radikalisme
"Saya ingin menegaskan kita harus bisa menentukan sikap. Menentukan siapa kawan dan siapa lawan pada kelompok, perorangan, atau golongan yang anti-Pancasila, anti-Bhinneka Tunggal Ika, anti-NKRI, anti-kemajemukan bangsa dan UUD 1945," tegasnya.
Baca juga:Â Hasto Sebut Radikalisme-Terorisme Manipulasi terhadap Agama
Menurutnya sebagaimana arahan Presiden RI Joko Widodo dalam berbagai kesempatan bahwa antisipasi bangsa terhadap ancaman ketahanan dan keamanan nasional sangatlah penting. Apalagi saat ini di tengah mudahnya keterbukaan informasi dan akses jaringan komunikasi.