JAKARTA – Plt Gubernur Lemhannas RI, Marsdya TNI Wieko Syofyan, meminta peserta Pendidikan Program Reguler Angkatan (PPRA) 63 Lemhannas menjadi pemimpin dengan karakter kebangsaan kuat.
Karakter pemimpin tersebut adalah memiliki pola pikir, sikap, dan tindak berdasarkan pandangan geopolitik dan geostrategi dapat juga dibentuk melalui moral dan kejujuran.
“Kemampuan akademis dan kewenangan dalam jabatan saja tidaklah cukup untuk menjadi pemimpin tingkat nasional, terlebih bagi bangsa yang besar dan majemuk seperti Indonesia," kata Marsdya TNI Wieko Syofyan saat memberikan sambutan pada Pembukaan PPRA 63 di Lemhannas, Jakarta (18/1/2022).
"Kemampuan menjalin kerja sama dan membangun jaringan antar para pejabat pada saatnya nanti setelah lulus merupakan keniscayaan yang tidak dapat kita abaikan, " kata mantan Wakasau tersebut.
Peserta PPRA 63 harus memiliki tekad untuk melakukan revolusi mental transformasi sikap dan perilaku yang mencerminkan sosok pemimpin tingkat nasional dengan kualitas karakter kebangsaan yang kuat.
“Revolusi mental untuk membentuk karakter kepemimpinan yang kuat tidaklah hanya diberikan dengan mengajarkan sifat-sifat kepemimpinan dan mental yang baik, tetapi juga dengan menunjukkan bukti nyata para peserta mengikuti dan mematuhi semua ketentuan dan peraturan yang dipersyaratkan lembaga,” kata Marsdya TNI Wieko Syofyan.
Menurutnya, revolusi mental kepemimpinan adalah mengubah sikap tertutup menjadi terbuka, dan dari fokus ego menjadi fokus ekosistem atau lingkungan sekitar.
Baca Juga : Gubernur Lemhannas RI Tekankan Pentingnya Literasi Digital dan Teknologi Bagi Pemuda Indonesia
“Hal mendasar itulah yang sesungguhnya harus dipahami dan dipedomani oleh peserta pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban atas kepercayaan yang diberikan sekaligus sebagai wujud implementasi revolusi mental para peserta secara nyata,” kata Marsdya TNI Wieko Syofyan.