JAKARTA - Rivalitas Kebo Iwa dengan Patih Gajah Mada di masa lampau merupakan salah satu rivalitas peperangan terbesar dalam sejarah kerajaan di Indonesia.
(Baca juga: Madakaripura, Tempat "Pelarian" Mahapatih Gajah Mada Usai Membunuh Ratusan Prajurit Kerajaan Sunda)
Konon, Gajah Mada yang dikenal akan kepiawaiannya dalam menyusun strategi perang, dibuat kebingungan mengenai cara untuk melawan Kebo Iwa.
Patih Gajah Mada sendiri merupakan panglima perang Kerajaan Majapahit. Sementara Kebo Iwa adalah jenderal perang dari Kerajaan Bali Aga.
 (Baca juga: Ketika Jabatan Gajah Mada yang Harus Diemban 6 Orang di Kerajaan Majapahit)
Berkali-kali usaha Gajah Mada menginvansi Kerajaan Bali Aga gagal di tangan Kebo Iwa. Dirinya sampai harus memutar otak untuk melakukan penyerangan ke kerajaan tersebut.
Setelah berkali-kali gagal, Gajah Mada akhirnya menemukan sebuah cara untuk menaklukan Kebo Iwa. Dirinya mengundang Kebo Iwa ke dataran Jawa dengan suatu iming-iming yang sulit ditolak.
Patih Gajah Mada menjanjikan Kebo Iwa untuk menikahi putri dari Kerajaan Majapahit yang terkenal akan kecantikannya. Dirinya juga akan memberikan sebuah sumur sebagai mas kawin.
Kebo Iwa tidak menolak tawaran tersebut. Dirinya mendatangi Kerajaan Majapahit dengan harapan mendapat apa yang sudah dijanjikan Gajah Mada.
Namun, Kebo Iwa justru malah ditangkap oleh Gajah Mada, dan dibuang ke sumur yang seharusnya menjadi mas kawin pernikahannya.
Meskipun begitu, Kebo Iwa berhasil keluar dari sumur tersebut, dan menantang Gajah Mada bertarung satu lawan satu. Gajah Mada menyanggupi keinginan Kebo Iwa.
Terjadilah pertempuran yang melelahkan tersebut. Menjelang akhir pertempuran, Gajah Mada mengutarakan alasan dia ingin mengalahkan Kebo Iwa karena ingin mewujudkan tujuannya untuk menyatukan nusantara.
Kebo Iwa yang mendengar ungkapan dari Gajah Mada, memutuskan untuk mengalah, dan memberikan nyawanya dengan cuma-cuma kepada sang Patih.