JAKARTA-Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersyukur bahwa kasus Covid-19 pertengahan Juli tahun lalu berhasil ditangani dengan baik. Pasalnya, lonjakan kasus yang signifikan hingga mencapai 56.000 membuat fasilitas rumah sakit penuh.
(Baca juga: Presiden Jokowi Hadiri Dies Natalis ke-67 Unpar)
“Kasus harian saat itu saya ingat 56.000. kasus harian 56.000. Dan patut kita bersyukur hari ini, kemarin berada di angka 855. Dari 56.000, kemarin di 855. Itupun sudah naik, yang sebelumnya kita sudah berada di angka 100, 200,” katanya dalam acara Dies Natalis ke-67 Universitas Parahyangan, Senin (17/1/2022).
Jokowi melanjutkan, keberhasilan penurunan kasus tersebut karena Indonesia memiliki kegotongroyongan. Dimana menurutnya negara lain tidak memiliki itu semua.
(Baca juga: Omicron Mengganas! Jokowi Imbau Masyarakat Batasi Mobilitas)
“Kenapa kita bisa menurunkan drastis dari 56.000 ke angka 100an? Itu karena kita memiliki yang namanya gotong royong. Pancasila kita ada di situ. Negara besar tidak memiliki,” ujarnya.
Dia mengakui, bahwa implementasi Pancasila terlihat nyata selama masa pandemi. Banyak masyarakat yang saling membantu satu sama lainnya.
“Mereka (negara lain) tidak mempunyai bahwa rakyat di desa, rakyat kita di RT, rakyat kita di RW mau memberikan rumahnya untuk isolasi, untuk karantina. Yang berpunya mau memberikan sembako yang baru kesusahan karena pandemi. Dan itu saya lihat betul implementasi dari Pancasila itu ada. Masih kuat sekali kegotong-royongan kita. Itu yg tidak dimiliki oleh negara lain,” paparnya.