JAKARTA - Berita hoaks sering kali muncul dan membuat kegaduhan di tengah masyarakat. Kini bahkan kehadiran hoaks erat kaitannya dengan informasi hangat yang sedang beredar.
Masyarakat sekarang ini sangat sulit membedakan mana berita hoaks dan mana berita fakta yang sesungguhnya terjadi. Tak jarang pula masih banyak masyarakat yang termakan hoaks, tetapi mereka tidak menyadarinya.
Menanggapi hal tersebut, menurut Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko dalam Spesial Dialog Okezone, mengatakan BRIN sebagai badan riset terus berusaha memerangi berita hoaks dan menyajikan informasi alternatif bagi masyarakat.
"Yang bisa kita lakukan adalah membuat informasi alternatif. Saya yakin kedepan masyarakat bisa memilah secara mandiri bagaimana cara mencari tahu mana yang sebenarnya benar atau tidak," katanya dalam Special Dialogue Okezone.
Menurutnya, masyarakat saat ini lebih aktif bermedia sosial dan mengeluarkan pendapat tanpa pengetahuan ilmiah di media sosial.
Kehadiran internet dan media sosial inilah yang justru telah salah dimanfaatkan oknum tertentu yang hanya mencari keuntungan pribadi dan kelompoknya.
Hoaks mereka lakukan dengan cara menyebarkan informasi negatif dan tidak benar yang menimbulkan keresahan dan saling mencurigai diantara masyarakat.
"Saya yakin masyarakat kita semakin pintar. Yang terpenting adalah masyarakat bisa menerima, memilah, dan memahami informasi, itulah bagian dari proses literasi iptek," katanya tegas.
Ia juga mengatakan orang yang lebih banyak termakan hoaks justru berasal dari kalangan orang tua. Beda dengan anak-anak. Anak-anak dirasanya jauh lebih cerdas dan tahu cara memilah berita yang baik dan benar.