JAKARTA - Tokoh proklamator yang juga merupakan presiden pertama Republik Indonesia, Sukarno, tepat pada hari ini 7 Januari atau 60 tahun silam, lolos dari upaya pembunuhan yang dilakukan oknum militer dan sipil.
(Baca juga: Saat Air Mata Bung Karno Tumpah Usai Teken Hukuman Mati untuk Sahabatnya)
Dilansir beragam sumber, peristiwa berdarah itu terjadi di Jalan Cendrawasih Makassar, Sulawesi Selatan. Pada Minggu malam itu, konvoi iring-iringan Si Bung Besar sedang menuju Gelanggang Olahraga (GOR) Mattoanging untuk berpidato. Massa yang menyambut terkejut dengan bunyi ledakan keras berasal dari granat yang dilempar.
Bung Karno bisa selamat, karena ledakan granat meleset dari mobil yang dia ditumpangi. Namun tidak demikian dengan puluhan orang di tepi jalan yang terluka akibat kejadian itu.
(Baca juga: Kisah Bung Karno Dirikan TNI: Pertahankan Kemerdekaan dan Melawan Arogansi Penjajah)
Sebelumnya, Sukarno sempat menanyakan sumber bunyi ledakan itu kepada Panglima Kodam XIV Hasanuddin, Kolonel M Jusuf yang mendampinginya. Namun M Jusuf mengatakan, kemungkinan suara ledakan tersebut berasal dari ban pecah. Soekarno baru menyadari kejadian sebenarnya setelah ia sampai di GOR Mattoangin.
Mendapat laporan adanya lemparan granat, Si Bung Besar marah besar. Saat itu Sukarno menduga bahwa dalang percobaan pembunuhan terhadap dirinya adalah kelompok yang dibiayai Belanda. Karena saat itu Indonesia sedang berkonfrontasi dengan Belanda soal Irian Barat.
Belakangan baru diketahui, pelaku pelemparan granat tersebut diketahui adalah Serma Marcus Latuperissa dan Ida Bagus Surya Tenaya. Kedua pelaku dijatuhi hukuman mati.
Upaya pembunuhan terhadap Sukarno melalui pelemparan granat, bukan hanya sekali. Pada 30 November 1957, Sukarno mengunjungi Perguruan Cikini di Jalan Cikini Nomor 76, Jakarta Pusat.Â
Follow Berita Okezone di Google News