PENCOPOTAN Benny Moerdani dari kursi Panglima ABRI pada tahun 1988 diduga menurut mantan Kepala Staf Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) Mayjen (Purn) Kivlan Zen berhubungan dengan kabar yang telah sampai ke Soeharto.
Benny berambisi menjadi wakil presiden. Bahkan, pada masa-masa itu juga beredar informasi tentang rencana Benny melakukan kudeta.
Menurut Kivlan, sumber kabar miring tersebut adalah menantu Soeharto, Mayor Prabowo Subianto. Selain itu, muncul dokumen hasil pertemuan sejumlah jenderal, dimotori oleh Benny, yang menghendaki penggantian Soeharto.
Itulah sebabnya, kata Kivlan, pada pertengahan 1989, Soeharto sempat marah di atas pesawat kepresidenan sepulang dari kunjungan ke Beograd, Yugoslavia. "Biar jenderal atau menteri yang bertindak inkonstitusional, akan saya gebuk!"
Dikutip dari buku Benny Moerdani yang Belum Terungkap Jenderal (Purn.) Try Sutrisno, yang kala itu ditunjuk menggantikan Benny sebagai Panglima ABRI, menampik ada persoalan di balik pencopotan Benny. Dia mengatakan, Benny memang waktunya diganti karena sudah lima tahun menjabat sejak diangkat pada Maret 1983.
"Semuanya normal-normal saja," ucap Try.
Baca Juga:Â Kisah Benny Moerdani Tolak Bonus dari Presiden Soeharto Usai Sukses Kejar Duit Pertamina