HOEGENG terkenal sebagai polisi jujur, disiplin dan sederhana. Jadi tak heran jika ia banyak memiliki saingan atau beberapa orang pembenci karena sifatnya.
Tak hanya sempat dibenci, ia juga sempat dituduh. Salah satu peristiwa diceritakan dalam buku “Hoegeng Polisi dan Mentri” karya Suhartono.
Suatu hari ia dipanggil ke Istana oleh Presiden Soekarno karena Kepala Negara ingin menanyakan kebenaran apakah Hoegeng ingin menggulingkan Soetjipto yang menjabat Kapolri sekaligus Menteri/Panglima Angkatan Kepolisian (Pangak). Kala itu, Presiden Soekarno mendapat laporan soal rencana tersebut dari seseorang.
Sesampainya Hoegeng di Istana ia terkejut bahwa ia dituduh menyetujui tindakan untuk menggulingkan Soetjipto. Dia lantas meminta Presiden mempertemukannya dengan orang yang mengembuskan isu tersebut. Presiden pun menyetujui.
Baca juga:Â Ini Julukan Hoegeng untuk Presiden Soekarno, Embahe!
Yang unik adalah Hoegeng selalu mencatat pada buku besar yang selalu ia bawa dan ia selalu mencatat hasil pertemuannya.
Hoegeng mengaku memang didatangi oleh orang yang bersangkutan. Dia juga menyebutkan secara rinci tanggal dan pertemuannya, serta detail isi pembicaraannya. Ia juga menambahkan bahwa ia juga sudah memberikan jawaban dalam pertemuan tersebut.
“Dalam pertemuan itu, Hoegeng memang diajak untuk menggulingkan Menpangak, namun di catatan buku ini, Hoegeng menyatakan tidak bersedia ikut mendongkel Mentri/Pangak. Selama Pak Tjipto adalah atasan Hoegeng, Hoegeng tidak mau mendongkelnya, apapun alasannya. Jadi jangan memutarbalikkan fakta begitu mas. Wong sampeyan sendiri yang mengajak Hoegeng mendongkel Pak Tjipto, mengapa Hoegeng kemudian yang dituduh?” ucap Hoegeng membantah tegas tuduhan.