IBU negara memiliki peran yang tak kalah penting. Selain sebagai pendamping dan pendukung utama orang nomor satu di pemerintahan, ibu negara mempunyai pengaruh dalam kehidupan bangsa melalui beragam aktivitasnya dan menempati posisi tersendiri di hati rakyat.
Sering seiring berjalannya waktu dan bergantinya presiden, Indonesia memiliki beberapa ibu negara dengan keistimewaannya masing-masing. Berikut profil singkat ibu negara dari masa ke masa.
1. Ibu Fatmawati Soekarno
Ibu negara pertama yang dimiliki oleh Indonesia ini merupakan sosok penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Ia merupakan orang yang menjahit bendera Merah Putih yang berkibar saat pembacaan Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Fatmawati lahir di Bengkulu pada 5 Februari 1923. Ia diberitakan bertemu dengan Soekarno pada 1938, saat Soekarno diasingkan ke Bengkulu, dan menikah pada Juli 1943.
Saat menjahit bendera Merah Putih, kabarnya ia sedang dalam kondisi yang cukup rentan karena sedang hamil tua. Fatmawati meninggal pada usia 57 tahun di Kuala Lumpur karena serangan jantung dalam perjalanan pulang setelah melakukan ibadah umrah pada tahun 1980. Dua puluh tahun kemudian, tepatnya pada tahun 2000, ia diberikan gelar Pahlawan Nasional dari pemerintah.
2. Siti Hartinah
Akrab dipanggil dengan sebutan Bu Tien, Siti Hartinah merupakan istri presiden kedua Indonesia, Soeharto. Ia lahir di Jaten, Jawa tengah, pada 23 Agustus 1923. Bu Tien menikah dengan Soeharto di Surakarta pada 26 Desember 1947. Di masa pemerintahan Presiden Soeharto, Bu Tien memiliki peran besar dalam pergerakan Kongres Wanita Indonesia dan berpengaruh dalam pembentukan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 tentang pelanggaran poligami bagi pejabat Indonesia.
UU Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan juga menjadi salah satu sepak terjangnya selama menjadi ibu negara. Tidak hanya itu, ia juga menggagas pembangunan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) yang diresmikan pada 20 April 1975 oleh Presiden Soeharto, dan Museum Tekstil pada 28 Juni 1976. Bu Tien meninggal pada 28 April 1996 akibat penyakit jantung.
3. Hasri Ainun Habibie
Lahir di Semarang pada 11 Agustus 1931, dr Hasri Ainun Habibie merupakan istri BJ Habibie, presiden ketiga Republik Indonesia. Anak keempat dari delapan bersaudara ini menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan lulus pada 22 Juli 1961. Ia pernah bekerja di RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Ainun menikah dengan Habibie pada 12 Mei 1962. Ia meninggal pada 24 Maret 2010 di rumah sakit Ludwig-Maximilians-Universität, Klinikum Grosshadern, München, Jerman karena kanker ovarium yang dideritanya.
4. Sinta Nuriyah Wahid
Merupakan ibu negara keempat yang mendampingi suaminya, Abdurrahman Wahid, yang menjabat dari tahun 1999 hingga 2001. Ia lahir pada 1948 di Jombang, sebagai anak pertama dari 18 bersaudara. Sinta menikah dengan Gus Dur, sebutan Abdurrahman Wahid, secara jarak jauh dengan diwakilkan oleh KH Bisri Syansuri, kakek Gus Dur, pada 11 Juli 1968. Sinta dikenal sebagai pribadi yang memiliki pemikiran kritis sejak remaja. Pada 2001, ia mendirikan Yayasan Puan Amal Hayati untuk membela hak perempuan.