RAMALAN Jayabaya merupakan salah satu karya sastra yang sampai saat ini hidup sebagai mitos di tengah masyarakat Jawa. Terdapat sejumlah versi mengenai ramalan itu karena diyakini sebagai karya besar raja Kediri, Prabu Jayabaya.
Dalam buku Ramalan Jayabaya (Bagian Akhir) Indonesia Masa Lampau, Masa Kini, dan Masa Depan, disebutkan Prabu Jayabaya memerintahkan dua pujangga, yaitu Mpu Sedah dan Mpu Panuluh untuk menyadur dan menciptakan karya sastra. Karya tersebut kemudian dikembangkan dan disebarluaskan kepada rakyat melalui tembang berbahasa Jawa.
Versi lain menyebutkan, Ramalan Jayabaya bukanlah karya Raja Kediri, melainkan karya orang lain. Ada suatu cerita yang menyebutkan, Prabu Jayabaya berguru kepada seorang ulama dari jazirah Arab, Syekh Ali Samsu Zein. Ulama inilah yang mengajarkan kepadanya “rahasia dunia, asal-usul manusia, sampai peristiwa yang bakal terjadi di masa mendatang hingga ke akhir zaman".
Apapun versinya, Ramalan Jayabaya itu menjadi karya sastra yang diterima sampai sekarang. Karya tersebut menjadi bahan perbincangan sejak dulu kala.
Kata kunci Ramalan Jayabaya adalah wolak-waliking zaman (perubahan zaman). Dua ajaran terpenting dari kata kunci itu adalah kefanaan dalam kehidupan di dunia serta keniscaraan tentang pembalasan yang setimpal.
Bukti
Banyak bukti kebenaran ramalan ini yang dicatat masyarakat. Dalam buku bertajuk Membuka Tabir Ramalan Jayabaya di Era Reformasi disebutkan pada abad ke-20 beredar isi ramalan yang berbunyi: bila Pulau Jawa tinggal selebar daun kelor, akan ada jago kate berbulu kuning yang akan menguasai Pulau Jawa. Lamanya hanya seumur jagung.
Adapun maksud jago kate berbulu kuning adalah tentara Jepang yang berperawakan kecil dan kulit kuning. Dalam catatan sejarah disebutkan kedatangan Jepang mengakhiri masa penjajahan Belanda di Indonesia. Penjajah Jepang juga hanya berkuasa selama 3,5 tahun, tidak seperti bangsa Belanda.
Baca Juga : Ramalan Jayabaya tentang Kiamat, Tanda-Tandanya Sudah Terlihat saat Ini!
Akan tetapi ramalan itu hampir dianggap meleset. Sebab, awalnya masa pedudukan Jepang yang dikatakan seumur jagung itu diperkirakan hanya 3,5 bulan namun kenyataannya 3,5 tahun.
Follow Berita Okezone di Google News