SIAPA yang tak kenal Hoegeng. Seorang teladan yang pernah menjabat sebagai Kapolri ke-5 Indonesia pada tahun 1968 hingga 1971. Semasa ia menjabat sebagai orang tertinggi di Polri, ia terkenal dengan sifat sederhananya dan tidak ingin memiliki pengawal pribadi.
Uniknya dulu Hoegeng tidak berniat untuk melanjutkan sekolah menjadi polisi, karena menurutnya memiliki kedisplinan yang sangat ketat. Karier Hoegeng di kepolisian awalnya diawali saat ia mengikuti Kursus Kepolisian di Pekalongan pada zaman kependudukan Jepang, lalu Sekolah Pendidikan Polisi (SPN) di Sukabumi, Jawa Barat.Â
Mengutip buku ‘Hoegeng Polisi dan Mentri Teladan’ karya Suhartono, penempatan pertamanya berada di DKKPN Kepolisian Jawa Timur, Dia mendapatkan tugas pertama karena ia telah menyelesaikan sekolahnya di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) di Jakarta pada November 1952.
Dulu Hoegeng tidak pernah ada niatan untuk menjadi polisi. Kursus Kepolisian yang dijalani Hoegeng diambil selagi ia menunggu kabar untuk bekerja di Radio Hoso Kyoku eks Radio Hindia Belanda yang diambil Jepang pada tahun 1942.
Baca juga:Â Kisah Hoegeng Larang Istri Minta Bantuan Orangtua Meski Mau Melahirkan
Setelah Hoegeng lulus dari Kursus Kepolisian, Hoegeng ditempatkan di kantor Jawatan Kepolisian Karesidenan Pekalongan. Dan pada saat itu telah dibuka lowongan pendidikan lanjutan di SPN Sukabumi.
Bukan Hoegeng yang mendaftarkan diri. Dia didaftarkan oleh Wakli Kepala Kepolisian Karasidenan Pekalongan, Komisaris Polisi Kelas I Soemarto untuk mengikuti pendidikan tersebut. Hoegeng tidak mendaftar karena ia merasa tidak tertarik dengan pendidikan SPN tersebut.Â