SALAH satu mantan Kapolri dan menteri yang terkenal akan kedisiplinan dan kesederhanaannya adalah Hoegeng. Hoegeng menjabat sebagai Kapolri pada 9 Mei 1968. Sederhana adalah ciri khas yang melekat pada sosok Hoegeng.
Kisah bagaimana ia menolak berbagai pemberian dengan alasan jabatan merupakan fakta dari kesederhanaannya. Tak tanggung-tanggung ia pernah menolak mobil Mazda dan dua motor.
Selain itu ada beberapa kisah Hoegeng yang sangat menyentuh hati. Salah satunya ialah saat Hoegeng menjual sepatu. Hoegeng sempat menyuruh sopirnya Aco untuk menjual sepatu ke Pasar Loak di Pasar Rumput, Manggarai.
Aco yang menerima amanat tersebut sangat sedih di kala tidak ada pasar loak yang ingin membeli sepatu tersebut. Itu karena sepatu tersebut tidak memiliki merek yang dicari-cari orang pada saat itu. Dharto yang menyadari wajah murung Aco langsung bertanya ada masalah apa. Dharto yang mengetahui alasan kenapa Aco termurung langsung berinisiatif untuk membantunya menjual sepatu Hoegeng.
Dharto kemudian menghubungi Boegie Soepeno (sekrtaris Mentri Negara Komisaris Besar) dan Totok Soesilo (Ajun Komisaris Besar Polisi). Dharto mengenalnya dengan baik karena saat bertemu dengan Totok pertama kali, ia mengatakan: “jika ada kesulitan bicara saja kepada saya”.
Baca Juga : Kisah Jenderal Hoegeng Tak Mau Suratnya Diterima Perantara, Kecuali ke Bung Karno
Totok memiliki perusahaan pengulang ulang karet dengan cara penggilingan di Medan. Karena niat Totok ingin membantu, ia membanderol sepatu tersebut sangat mahal saat itu. Harganya Rp1.200.