JAKARTA – Candi Borobudur masih menyimpan misteri hingga kini. Benarkah Candi Borobudur yang terletak di Desa Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, awalnya berdiri dikelilingi rawa kemudian terpendam karena letusan Merapi?
Para ahli mengatakan, kemungkinan itu muncul berdasarkan prasasti Kalkutta bertuliskan ‘Amawa’ berarti lautan susu. Kata itu yang kemudian diartikan sebagai lahar Merapi, kemungkinan Borobudur tertimbun lahar dingin Merapi.
Sekitar tiga ratus tahun lampau, tempat candi ini berada masih berupa hutan belukar yang oleh penduduk sekitarnya disebut Redi Borobudur. Untuk pertama kalinya, nama Borobudur diketahui dari naskah Negarakertagama karya Mpu Prapanca pada 1365 Masehi, disebutkan tentang biara di Budur.
Borobudur terkubur tanah pada 1006 dalam sebuah letusan dahsyat Gunung Merapi. Borobudur terkubur di bawah tanah, berlapis-lapis abu Gunung Berapi. Situs kuno agama Buddha itu terkubur dan terlelap dalam tidurnya. Sehingga Borobudur waktu itu terbentuk seperti bukit dengan hutan belukar dan disebut oleh masyarakat sekitar sebagai Redi Borobudur.
Baca juga:Â Candi Borobudur Konon Dibangun Syailendra dengan Meratakan Puncak Bukit
Beberapa waktu kemudian, Borobudur menjadi tempat pencurian besar-besaran oleh para penjarah dan kolektor artefak. Kepala arca Buddha adalah bagian yang paling banyak dicuri. Karena mencuri seluruh arca Buddha terlalu berat dan besar, arca sengaja dijungkirkan dan dijatuhkan oleh pencuri agar kepalanya terpenggal. Itulah alasan mengapa banyak arca tanpa kepala ditemukan di Borobudur.
Ada beberapa buku yang mengupas tentang sejarah dan seluk beluk Borobudur seperti Barabudur, De Boro-Boedoer, atau Die –Budha Legende. Di buku Borobudur diceritakan, pada suatu hari di tahun 1814, Borobudur baru ditemukan kembali dari balik lebatnya hutan belantara tropis.