JAKARTA - Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI) Tri Yunis Miko Wahyono mengatakan potensi terjadinya gelombang ketiga kasus Covid-19 di Indonesia tergolong besar, tetapi jumlah kasus diprediksi tak akan lebih banyak dari gelombang pertama.
"Gelombang pertama itu 18 ribu pada bulan Januari 2021, apalagi gelombang kedua jumlah kasusnya sampai 54 ribu. (Potensi gelombang ketiga) akan kurang dari 5.000 kasus," ujar Tri dalam diskusi virtual yang diikuti di Jakarta, Rabu (17/11/2021).
Tri menjelaskan potensi gelombang ketiga itu akan muncul apabila sebagian masyarakat berkerumun dan tak memakai masker. Banyak yang menganggap bahwa Covid-19 telah melandai dan potensi penularan bakal berkurang, sehingga tak sedikit masyarakat yang abai prokes.
Padahal, kata dia, pandemi masih berlangsung dan dibutuhkan kesadaran bersama dalam memutus rantai penularan. Paling penting tak menganggap enteng kendati telah mendapatkan vaksinasi dua dosis.
"Itu terbukti di negara-negara di Eropa meledak lagi (angka penularan) seperti di Inggris, Prancis, sekarang meningkat lagi," kata dia.
Baca juga:Â Apa Beda Pandemi, Endemi dan Epidemi? Simak Penjelasan Epidemiolog Ini
Kondisi lain yang bisa membuat gelombang ketiga terjadi yakni mobilitas yang tinggi saat Natal dan Tahun Baru. Mobilitas tinggi saat berlibur tak diiringi dengan kepatuhan menerapkan prokes. Natal dan Tahun Baru kerap menimbulkan kenaikan kasus pada Januari.
"Nah ini yang harus hati-hati, berkerumun. Mobilitas, boleh ke mana-mana asal tidak berkerumun," kata dia.
Baca juga:Â BPOM Setujui Vaksin Sinovac untuk Lansia, Ini Tanggapan Epidemiolog