JAKARTA - Jawa Timur melahirkan tokoh-tokoh dan pahlawan nasional Indonesia. Salah satunya adalah Bung Tomo, pemuda berani asal Surabaya yang membakar semangat masyarakat untuk mempertahankan Indonesia.
Selain itu, adapula beberapa pahlawan lain seperti H.O.S Tjokroaminoto, dr. Soetomo dan Halim Perdanakusuma. Berikut kisahnya.
1. H.O.S Tjokroaminoto
Hadji Oemar Said Tjokroaminoto atau H.O.S Tjokroaminoto merupakan pahlawan nasional yang lahir di desa Bukur, Madiun, Jawa Timur pada 16 Agustus 1882. Ia lahir dari keluarga ulama dan ningrat. Menurut jurnal Pendidikan Studi Islam āIslam, Sosialisme dan Politik Perspektif Pemikiran H.O.S Tjokroaminotoā, ia adalah guru dari beberapa tokoh besar pergerakan nasional, termasuk presiden Soekarno, Muso, Abikoesno dan Alimin.
Peran Tjokroaminoto sangat terasa dalam perkembangan Syarikat Islam (SI), yang kemudian bertransformasi menjadi PSII atau Partai Syarikat Islam Indonesia. Ia merupakan pemimpin partai tersebut hingga meninggal dunia.
Masih menurut jurnal yang sama, bukti pengaruh kuat Tjokroaminoto dalam partainya adalah dengan perlakuan para kadernya yang sangat menghormati Tjokroaminoto. Ia juga menjadi idola kader partai dan masyarakat luas. Ia wafat di Yogyakarta, 17 Desember 1934 dalam usia 52 tahun. Sementara itu, gelar kepahlawanan diberikan presiden Soekarno di tahun 1961.
2. Soetomo
Pahlawan nasional selanjutnya yang berasal dari Jawa Timur adalah dr. Soetomo. Ia lahir pada 30 Juli 1988 di Loceret, Nganjuk.Soetomo berprofesi sebagai seorang dokter dan menempuh pendidikannya di STOVIA (sekolah kedokteran pada masa kolonial).
Dirinya kemudian mendirikan organisasi Boedi Oetomo pada 20 Mei 1908. Organisasi tersebut adalah perkumpulan modern pertama di tanah Hindia Belanda, yang bertujuan menjadikan pendidikan serta kebudayaan sebagai jalan membebaskan diri dari belenggu penjajahan.
Soetomomelanglang buana ke beberapa kota, usai lulus dari STOVIA di tahun 1911. Kepergiannya itu merupakan tugas yang ia dapat. Adapun kota yang ia singgahi adalah Semarang, Tuban, Lubuk Pakam dan Malang. Di kota Malang inilah, dirinya membasmi wabah pes yang melanda.
Semakin sering Soetomo bepergian ke banyak kota, semakin lebar pemikirannya terbuka. Ia banyak melihat kesengsaraan masyarakat di masa penjajahan itu.
Sebuah tulisan karya Yuda B. Tangkilisan dengan tajuk āIndonesia Mulia: Visi Dokter Soetomo tentang Kesejahteraan Rakyat, Moral Ekonomi dan Moral Sosialā menyebut, kepeduliaan Soetomo tak hanya terbatas pada kesehatan masyarakat.
Namun juga pada masalah ekonomi rakyat. Ia menaruh atensi besar terhadap dunia sosial dan politik. Soetomo wafat di Surabaya, 30 Mei 1938. Pemerintah memberikannya gelar pahlawan nasional di tahun 1961. Namanya kini diabadikan sebagai nama sebuah rumah sakit di Surabaya.
Follow Berita Okezone di Google News