JAKARTA – Fenomena pemanasan global akibat kerusakan lingkungan yang makin masif kian memperparah potensi terjadinya bencana alam hidrometeorologi. Badai La Nina yang menyebabkan kondisi cuaca ekstrem disertai banjir bandang juga mulai banyak melanda wilayah di Tanah Air.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan bahwa pemerintah telah memiliki berbagai perangkat yang dapat memberikan peringatan dini kepada masyarakat apabila akan terjadi potensi bencana alam.
“Yang paling penting adalah disiapkan secara menyeluruh dari hulu sampai ke hilir, baik dari pendidikan, pendekatan edukasi kebencanaan, mitigasi, dan pencegahan. Ini sangat erat kaitannya agar kita bisa menekan kejadian kebencanaan itu seminimal mungkin,” ujar Menko PMK melalui keterangan tertulis, Senin (8/11/2021).
Muhadjir mengungkap bahwa sebenarnya kejadian bencana alam di Indonesia tidak melulu secara mendadak. Ada juga bencana alam yang bisa diprediksi sebelumnya sehingga upaya mitigasi dapat dilakukan secara dini untuk mencegah timbulnya dampak yang lebih besar akibat bencana tersebut.
Sebut saja, ucap Menko PMK, beberapa wilayah di DKI Jakarta yang kerap mengalami banjir ‘langganan’ karena kondisi geografis yang berada di hilir. Pemerintah DKI Jakarta bersama pemerintah daerah di wilayah hulu telah bekerja sama untuk melakukan berbagai langkah antisipasi.
Beberapa hal yang sudah dilakukan, seperti mulai mencegat di sektor hulu yakni dengan membuat waduk-waduk penyangga hingga di tingkat hilir juga mulai ada pendalaman sungai-sungai utama serta menghidupkan kembali saluran-saluran tersier dan sekunder di wilayah-wilayah tertentu.