PEMILIHAN kepala desa atau Pilkades menjabat selama 6 tahun. Hal itu tertuang dalam Pasal 39 (terkait Kepala Desa) UU N0 6 Tahun 2014 tentang Desa. Sementara itu, ada beberapa hal unik yang terjadi dalam gelaran Pilkada. Seperti persaingan calon kades yang masih satu keluarga, hingga calon kades yang berdandan seperti pengantin. Berikut kisahnya.
1. Perang Keluarga
Sebuah fenomena unik terjadi di OKU (Ogan Komering Ulu) Selatan, Sumatera Selatan. Demi bisa menjabat selama 3 periode sebagai kepala desa, K menyuruh istrinya, S untuk menjadi rivalnya dalam pilkades. Melansir Okezone, faktor lain yang mendorong S turut terjun ke ranah pemilihan kepala desa juga karena tidak adanya calon lain yang mendaftar.
Peraturan di OKU Selatan menyebut, seorang calon kades tidak boleh bertarung melawan kotak kosong. Setelah pilkades digelar pada September 2021, K menang mutlak dari istrinya dengan memperoleh 414 suara. Sementara, sang istri hanya mendapat 44 suara.
‘Perang keluarga’ sebelumnya juga pernah terjadi di Bantul, Yogyakarta pada Desember 2020. Informasi yang dikutip dari iNews.id berbunyi, ada 2 desa dari total 24 desa yang calon kadesnya tinggal serumah alias masih satu keluarga. Desa pertama adalah Bangunjiwo, dengan calon kades ayah dan anak.
Sedangkan, di desa Pendowoharjo, calon kadesnya adalah pasangan suami istri.
Adapun alasan keluarga tersebut mendaftar sebagai calon kades lantaran tidak ada orang lain lagi yang mau mendaftar. Sekretrariat desa menyebut jika hal tersebut wajar dilakukan. Asalkan, para calon kades ini memenuhi persyaratan yang ditentukan.
2, Ayam Jago Pembawa Keberuntungan
Pelaksanaan Pilkades di Majalengka, Jawa Barat pada Mei 2021 bisa dikatakan unik. Sebab, 2 calon kades sengaja menaruh ayam jago di halaman rumahnya. Usut punya usut, rupanya ayam jago dipercaya sebagai pembawa keberuntungan bagi calon kepala desa. Suara ayam jago diyakini bisa memberikan tanda keberhasilan pagi calon kades tersebut.
Bilamana ayam jago milik salah satu calon sering bersuara ‘kukuruyuk’, maka ialah yang yakin akan menang. Dari foto yang beredar, di sekitar kandang ayam jago disiapkan beberapa makanan seperti nasi, telur dan kelapa. Tradisi ini rupanya sudah melekat bagi masyarakat Majalengka yang tinggal di wilayah perbatasan dengan Indramayu.
Baca Juga :Â Demi 3 Periode, Kaliman Jadikan Istrinya sebagai Musuh di Pilkades
3. Gunakan Barcode
Siapa bilang memberikan suara harus selalu dengan mencoblos kertas suara? Sebuah desa di Karawang menggunakan barcode sebagai metode pemilihan calon kades di TPS. Hal ini dilakukan sebagai bentuk digitalisasi dan merespon kemajuan teknologi. Selain cepat dan efisien, penggunaan barcode ini juga memudahkan panitia untuk melakukan tahapan pilkades secara tepat waktu.
Sementara itu, bisa juga mencegah kecurangan apabila ada pemilih ganda.
Mekanisme yang digunakan adalah, pemilih akan mendapatkan kode pemilih terlebih dahulu dari panitia. Ketika sudah sampai di TPS, kode itu akan discan. Nomor kodenya pun sudah tersimpan dalam server milik panitia. Jadi, tindak kecurangan bisa diminimalisir atau bahkan dihindari.
Baca Juga: KKP Pastikan Proses Hukum Pelaku Perdagangan Sirip Hiu Ilegal di Sulawesi Tenggara