JAKARTA - Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati mengingatkan potensi terjadinya fenomena perubahan iklim La Nina. Diperkirakan puncak La Nina akan terjadi pada Januari-Februari 2022.
Dwikorita mengatakan, hal ini berdasarkan data dari perkembangan suhu muka laut di Samudera Pasifik ekuator yang mulai mengalami anomali hingga minus 0,92 yang sebelumnya 0,63.
“Baru saja ini kami mendapatkan perkembangan suhu muka laut di Samudra Pasifik ekuator semakin mendingin lagi yang saat ini anomalinya sudah mencapai minus 0,92 yang tadinya baru minus 0,63 yang mengindikasi penguatan intensitas. Artinya apabila mencapai 1 itu artinya sudah mulai terjadi La Nina dengan intensitas moderat. Artinya penguatan ini semakin meningkat,” katanya dalam Rakornas BMKG, Jumat (29/10/2021).
Baca juga:Â Â Antisipasi Dampak La Nina, BPBD Diminta Siaga Hadapi Potensi Bencana Hidrometeorologi Basah
Tidak hanya dari data BMKG, namun juga pusat iklim dunia juga mendeteksi adanya penurunan suhu laut. Sehingga, diprediksi La Nina akan terjadi hingga level moderat pada Februari, dan puncaknya diprediksi pada Januari-Februari 2022.
“Demikian juga pusat pelayanan iklim dunia lainnya seperti di Amerika oleh National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), di Australia, dan di Jepang memperkirakan bahwa La Nina ini setidaknya akan terjadi hingga level moderat hingga bulan Februari 2022. Dan diprediksi puncaknya berada di bulan Januari dan Februari tersebut,” paparnya.
Baca juga:Â Â BMKG : La Nina Dapat Ancam Sektor Pertanian dan Perikanan
Dwikorita mengatakan berdasarkan evaluasi La Nina tahun lalu yang intensitasnya serupa dengan terjadi yang diprediksi saat ini lemah hingga moderat.
Baca Juga: KKP Pastikan Proses Hukum Pelaku Perdagangan Sirip Hiu Ilegal di Sulawesi Tenggara