JAKARTA - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah mengeluarkan emergency use authorization (EUA) vaksin Covid-19 Zifivax yang dikembangkan oleh Anhui Zhifei Longcom Biopharmaceutical China.
Kepala BPOM, Penny K Lukito mengungkapkan efikasi vaksin Zifivax ini sebesar 81,71%. “Efikasinya dari data interim studi klinik fase 3, ini merupakan data yang dirata-ratakan dari seluruh multisenter yang ada di Indonesia menunjukkan efikasi Zifivax yang baik yaitu efikasi vaksin mencapai 81,71% yang dihitung mulai 7 hari setelah mendapatkan vaksinasi lengkap,” ungkapnya dalam Konferensi Pers secara virtual, Kamis (7/10/2021).
“Dari aspek imunogenisitas nya dari uji klinik 1 dan 2 pada populasi dewasa Usia 18-59 tahun menunjukkan respon imunogenitas pada 14 hari yang lengkap adalah zero conversion rate-nya adalah 83,22% dan 102,5 jadi antibodi netralisasi dengan zero conversion rate. Serta pengukuran RBD binding protein antibodi dengan cara convertion rate adalah 99,3% dan 1.782,2,” papar Penny.
Penny mengatakan pemberian vaksin ini sebanyak 3 kali suntikan dengan interval pemberian 1 bulan. “Tadi mungkin belum saya sebutkan pemberiannya adalah vaksin yang diberikan 3 kali suntikan secara intramuskular dengan interval pemberian 1 bulan. Dosis diberikan dalam setiap kali suntikan adalah 0,5 mili.”
 Baca Juga: BPOM Terbitkan Izin Penggunaan Darurat Vaksin Zifivax dari China