Share

Gugurnya Mayjen DI Panjaitan di Hadapan Putrinya Oleh Moncong Senjata Cakrabirawa

Mohammad Adrianto S, Okezone · Rabu 29 September 2021 07:15 WIB
https: img.okezone.com content 2021 09 28 337 2478372 gugurnya-mayjen-di-panjaitan-di-hadapan-putrinya-oleh-moncong-senjata-cakrabirawa-VVzpJGX5wL.jpg Foto: wikipedia

SALAH satu tokoh pahlawan revolusi yang gugur dalam peristiwa Gerakan 30 September (G30SPKI) tahun 1965 silam adalah Mayor Jendral (Anumerta) Donald Ignatius Panjaitan.

(Baca juga: Sisi Lain Ahmad Yani, Jenderal Korban PKI Penerima Pedang Samurai Legendaris)

Mengutip Ensiklopedia Pahlawan Nasional serta arsip Okezone, Mayjen DI Panjaitan tewas di hadapan putrinya oleh pasukan Cakrabirawa.

Donald Ignatius Panjaitan lahir pada 9 Juni 1925 di Balige, Tapanuli. Pada masa pendudukan Jepang Panjaitan memasuki pendidikan militer Gyugun. Kemudian dia ditempatkan di Pekanbaru, Riau sampai saat proklamasi kemerdekaan.

(Baca juga: Letjen Suprapto, Eks Ajudan Jenderal Sudirman Penentang Angkatan Kelima Bentukan PKI)

Dia ikut membentuk TKR dan diangkat sebagai Komandan Batalyon. Pada tahun 1948 Panjaitan menjabat Komandan Pendidikan Divisi IX/Banteng di Bukit Tinggi, kemudian sebagai Kepala Staf Umum IV Komandan Tentara Sumatera.

Dalam Agresi Militer Belanda II, Panjaitan bertugas sebagai Pimpinan Perbekalan Perjuangan Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI), kemudian menjabat Kepala Staf Operasi Tentara dan Teritorium I Bukit Barisan di Medan; sebagai Kepala Staf Tentara dan Teritorium II Sriwijaya dan selanjutnya bertugas ke luar negeri sebagai Atase Militer RI di Bonn, Jerman Barat.

Kemudian, Panjaitan diangkat sebagai Asisten IV Menteri/Panglima Angkatan Darat dan mendapat tugas belajar ke Amerika Serikat.

Dalam kejadian G30SPKI, Panjaitan tewas ditembak di hadapan putri sulungnya, Catherine Panjaitan. Jasadnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.

"Menurut rekonstruksi, mereka menarik ayah saya secara paksa keluar. Seorang berseragam hijau dan topi baja kemudian berseru, "Siap. Beri hormat",” ujar Catherine Panjaitan dikutip dari iNews Magazine.

Seorang tentara saat itu memukul Panjaitan dengan gagang senapan dan kemudian jenderal bintang dua itu terjatuh.

"Saya naik ke balkon mau lihat apa kelanjutannya, saya lihat ayah saya disuruh hormat terhadap perwira. Ayah saya tidak mau dan langsung dipukul," sambungnya.

Chaterine menegaskan, DI Panjaitan jatuh ketika dipukul dan dirinya berlari turun ke bawah untuk melihat kelanjutan peristiwa itu.

Follow Berita Okezone di Google News

Namun, sesampainya di lantai bawah kediamannya, Chaterine sempat merasa jika ayahnya tak ada lagi di lokasi.

"Ternyata ditembak di dahinya tapi pas saya turun udah enggak ada lagi. Ayah saya diseret dan dilempar lewat gerbang karena gerbang dikunci. Dilempar seperti binatang," ujarnya mengisahkan peristiwa kelam tersebut.

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Berita Terkait

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini