JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyampaikan pandangannya soal kelompok Taliban yang kembali berkuasa di Afghanistan. BNPT tidak melihat Taliban sebagai entitas agama tertentu, melainkan melihat sejarah yang ditorehkan Taliban.
(Baca juga: Lokasi Jatuhnya Pesawat Rimbun Air Markas Teroris KKB Papua Pimpinan Zakius)
Demikian diutarakan Kepala BNPT, Boy Rafli Amar,dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi III DPR, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (15/9/2021).
"Kami hanya melihat, merujuk, bahwa dalam sejarah Taliban pernah tercatat sebagai organisasi terlarang sesuai dengab resolusi PBB pada Dewan Keamanan PBB No. 12/67 bersama dengan ISIS dan Al Qaeda,"ujar Boy
. Karena kita melihat, Taliban ketika tidak berkuasa, di era atau setelah tahun 1996-2001 di Afghanistan mereka memiliki koneksi yang Al Qaeda termasuk beberapa kegiatan perlindungan dengan Ossama Bin Laden. Demikian juga ketika berupa untuk melakukan aksi-aksi kekerasan terhadap pemerintahan Afghanistan yang ada," sambungnya.
Dengan catatan-catatan ini, Boy mengatakan, BNPT mendapatkan semacam pertanyaan soal apa yang harus dilakukan, dan BNPT menekankan pada pencegahan untuk melihat Taliban sebagai entitas yang melakukan aksi kekerasan, sebagaimana yang ditunjukan selama ini dalam peristiwa pemerintahan pasca Taliban, mereka terlibat dalam berbagai aksi teror, bum bunuh diri dan lain sebagainya.
(Baca juga: Diundang ke Istana, Suroto: Jokowi Terima Kasih dengan Poster Saya)
Mantan Kadiv Humas Polri ini juga melihat bahwa konstelasi geopolitik keamanan global hari ini berubah, sesuatu yang tidak diduga sebelumnya terjadi, di mana Taliban mendapatkan kesempatan kembali untuk berkuasa.
"Tetapi kami melihat jangan sampai kembalinya Taliban ke tampuk pemerintah menjadikan sebagai role model sebagai masyarakat, maksud kami adalah aksi-aksi kekerasannya," ujarnya.
Menurut Boy, bangsa Indonesia sudah memiliki jati diri, konstitusi dan ideologi negara yakni Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI, yang disebut sebagai 4 Pilar. Tetapi tentu, dengan kekayaan tersebut dan dengan nilai-nilai yang bangsa Indonesia miliki, maka jangan sampai bangsa Indonesia salah memiliki jalan perjuangan seperti Taliban yang menggunakan kekerasan, menggunakam senjata, dan menjadi sesuatu yang layak untuk dicontoh.
"Kami hanya mengimbau kita tidak terpancing dengan kondisi seperti ini, dan tetaplah kita setia dengan jati diri yang kita miliki," tambah Boy.
Baca Juga: Ketahui Kerugian Membeli Mobil Bekas Banjir
Follow Berita Okezone di Google News