JAKARTA — Satgas Covid-19 menyebut telah terjadi tren perbaikan kasus virus corona di Indonesia. Namun demikian kondisi ini jangan membuat semua pihak lengah. Kewaspadaan pun harus terus ditingkatkan. Namun persentase kematian di Tanah Air masih konsisten berada di atas rata-rata dunia sejak 2020.
Juru Bicara Satgas Covid-19, Wiku Adisasmito mengatakan, saat ini persentase kasus aktif di Tanah Air telah berada di angka 5,34 persen atau berada di bawah rata-rata dunia sebesar 8,56 persen.
"Kasus aktif di Indonesia yang sempat meningkat melebihi angka dunia pada Juli 2021, saat ini telah menurun. Per tanggal 29 Agustus persentase kasus aktif di Indonesia yaitu 5,34 persen, sudah berada di bawah dunia yang kasus aktifnya sebesar 8,56 persen," ujar Wiku, Selasa (31/8/2021).
Jika dibandingkan dengan negara-negara yang kasus aktifnya tertinggi seperti Amerika Serikat dengan kasus aktif 20,63 persen, dan Inggris 17,72 persen, persentase kasus aktif di Indonesia masih lebih rendah sekitar empat kali lipat.
"Kemudian apabila disandingkan dengan keadaan negara di Asia seperti Jepang dengan kasus aktif 17 persen, dan Malaysia 15,4 persen, kasus aktif di Indonesia lebih rendah tiga kali lipat," jelas Wiku.
Kendati demikian, kasus aktif di Indonesia masih lebih tinggi empat kali lipat dibandingkan dengan India. Negara yang sempat mengalami peningkatan kasus signifikan tersebut kini berhasil menekan kasus aktif hingga 1,16 persen.
Baca Juga : 10 Provinsi Terus Alami Kematian Tertinggi, Ini Penyebabnya
Wiku menuturkan, penurunan persentase kasus aktif di Indonesia ini merupakan perkembangan baik yang telah dihasilkan oleh kerja sama antara pemerintah dan elemen masyarakat.
"Namun perlu dipastikan kapasitas testing Covid di Indonesia terus ditingkatkan secara merata di seluruh wikayah. Sebagai catatan, testing pada Minggu ini kembali meningkat menjadi lebih dari 700 ribu orang diperiksa," ucap Wiku.
"Dengan positivity rate yang juga turun menjadi 11,94 persen dari Minggu sebelumnya yang sebesar 18,34 persen," lanjutnya.
Follow Berita Okezone di Google News