DALAM biografi āBung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesiaā yang ditulis Cindy Adams. Ketika itu, seorang kakek-kakek datang berkunjung kepadaku sebelum mereka mengakhiri hajatnya. Seorang nelayan yang sudah tua, yang tidak mengharapkan pujian atau keuntungan, berjalan kaki 23 hari lamanya sekedar hanya untuk sujud dihadapanku dan mencium kakiku.Ia menyatakan, bahwa ia telah berjanji pada dirinya sendiri, sebelum mati ia akan melihat wajah Presidennya, dan menunjukkan kecintaan serta kesetiaan kepadanya.
Lalu, seorang petani kelapa yang anaknya sakit keras bermimpi, bahwa ia harus pergi kepada Bapak dan minta air untuk anaknya. Hanya air ledeng biasa dan yang diambil dari dapur. Ia yakin, bahwa air ini, yang kuambil sendiri, tentu mengandung zatāzat yang menyembuhkan.
"Banyak yang percaya bahwa aku seorang Dewa, mempunyai kekuatanākekuatan sakti yang menyembuhkan," kata Bung Karno.
Baca juga:Ā Ketika Foto Bung Karno Digantung di Setiap Dinding Kamar Pelacuran
Aku tidak bisa bersoal jawab dengan dia. karena orang Jawa adalah orang yang percaya kepada ilmu kebatinan, dan ia yakin bahwa ia akan kehilangan anaknya kalau tidak membawa obat ini dariku. Kuberikan air itu kepadanya. Dan seminggu kemudian anak itu sembuh kembali.
Baca juga:Ā Soekarno Jadi Nama Masjid di Rusia, Bung Hata Nama Jalan di Belanda
Aku senantiasa mengadakan perjalanan ke berbagai pelosok tanah air dari Sabang, negeri yang paling utara dari pulau Sumatra, sampai ke Merauke di Irian Barat dan yang paling timur. Beberapa tahun yang lalu aku mengunjungi sebuah desa kecil di Jawa Tengah. Seorang perempuan dari desa itu mendatangi pelayanku dan membisikkan, "Jangan biarkan orang mengambil piring Presiden. Berikanlah kepada saya sisanya. Saya sedang mengandung dan saya ingin anak lakiālaki. Saya mengidamkan seorang anak seperti Bapak. Jadi tolonglah, biarlah saya memakan apaāapa yang telah dijamah sendiri oleh Presidenku."