BANDUNG - Kepala Laboratorium Geodesi Institut Teknologi Bandung (ITB) Heri Andreas mengingatkan potensi gempa bumi berkekuatan 8,7 hingga 9 SR di megathrust selatan Jawa. Jika gempa bumi tersebut terjadi, diprediksi bakal menimbulkan bencana tsunami setinggi 20 meter. Â
Menurut Heri, sifat gempa bumi adalah berulang. Artinya gempa yang telah terjadi akan terjadi lagi di masa kini dan yang akan datang. Secara bahasa keilmuannya disebut Earthquake Cycle.Â
"Salah satu sumber gempa bumi adalah megathrust selatan Jawa. Megathrust ini dapat menghasilkan gempa dengan kekuatan sangat besar. Saat ini tengah berada di ujung siklus atau perulangan. Dengan kata lain berpeluang terjadi dalam waktu yang tidak lama lagi," kata dia dalam keterangan resminya, Kamis (19/8/2021).
Data GNSS (Global Navigation Satellite System) mengkonfirmasi adanya akumulasi energi di bagian megathrust Selat Sunda hingga Pelabuhan Ratu dan selatan Parangtritis hingga selatan Pantai Jawa Timur. Jika gempa terjadi dengan kekuatannya dapat mencapai 8.7 Mw hingga 9.0 Mw, diprediksi bisa diikuti tsunami dengan ketinggian hingga 20 meter.
"Gelombang tsunami berdasarkan hasil pemodelan ternyata bisa sampai di pesisir Jakarta dengan ketinggian 1 meter hingga 1.5 meter. Dibandingkan dengan 20 meter tentunya 1 meter adalah kecil. Namun demikian fakta saat ini pesisir Jakarta wilayahnya sudah ada di bawah laut hingga minus 1-2 meter, ini artinya potensi tsunami akan lebih besar," beber dia.
Baca juga:Â BMKG: Potensi Tsunami Laut Selatan Jawa Barat, 55% Gempa Terjadi di Laut
Berdasarkan hasil simulasi model, run up tsunami dapat mencapai sebagian besar Pluit, Ancol, Gunung Sahari, Kota Tua hingga Gajah Mada. "Kalau Kita perhatikan modelnya ternyata nyaris menyentuh Istana," tegas dia.
Dengan simulasi model ini, maka akan menyadarkan bahwa tanggul pantai atau laut di Jakarta akan berperan sangat penting. Tidak hanya mencegah banjir rob, tetapi juga memproteksi Jakarta dari tsunami.