SLEMAN - Sri Sultan Hamengku Buwono X pernah bercerita tentang sosok ayahnya, Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Hal itu disampaikannya pada tahun 2019, sebagaimana dikutip dari Jogjaprov.go.id.
Sultan menyebut ayahnya secara umum layaknya manusia pada umumnya, punya kelebihan dan kekurangan. Namun secara personal, dia mengganggap Sultan HB X sebagai sosok yang demokratis.
“Bagi saya, beliau adalah orang tua yang mengerti anak, tidak maunya sendiri sebagai orang tua dan anaknya tidak boleh salah. Beliau sangat demokratis, bagi beliau argumentasi sangat penting. Saya boleh menolak permintaan atau kalau beliau menyuruh sesuatu, tapi harus punya argumentasi kenapa saya tidak mau," ujar Sri Sultan.Â
Bentuk sifat demokratis HB IX menurut Sri Sultan juga tampak dari kebebasan yang diberikan padanya terkait bahasa komunikasi. Dikatakan Sri Sultan, biasanya kalau bertemu dan berbicara, semua anak-anak akan menggunakan Bahasa Jawa Krama Inggil.
"Tapi saya justru dibebaskan menggunakan Bahasa Indonesia dalam percakapan dengan Beliau, tidak harus Bahasa Jawa. Alasan beliau wajar, karena Bahasa Jawa punya beban psikologis, dan mungkin bisa menciptakan gap dalam membangun komunikasi antara bapak dan anak," jelas Sri Sultan.
Baca juga:Â Kisah Ratu Belanda Juliana Bersahabat dengan Sultan Hamengkubuwono IX, Satu Kampus di Leiden
Dengan bebas berbahasa, Sri Sultan merasakan keterbukaan dalam berdialog dengan sang ayah, tentang apapun. Dan pengalaman seperti itu jadi sesuatu yang sangat penting baginya.Â