JAKARTA - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) melakukan kajian dinamika kasus Covid-19 di Indonesia yang sedang menghadapi second wave atau gelombang kedua virus corona, dimana penurunan kasus Covid-19 dipengaruhi kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan (prokes).
"Dari simulasi yang dilakukan BPPT, perubahan tingkat penularan dipengaruhi oleh mobilitas dan probability (kemungkinan atau potensi tertular)," kata Kepala BPPT Hammam Riza dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.
Menurut kajian Pusat Pengkajian Teknologi (PKT) BPPT, pada kasus penularan tak terkendali, akan terjadi satu puncak yang tinggi kemudian melandai dengan sendirinya. Itu akan mengakibatkan banyak kematian, sehingga diperlukan upaya melandaikan puncak kurva atau flattening the curve.
Namun, kondisi tersebut akan berdampak pada sektor ekonomi atau terjadi trade off antara upaya pengendalian dengan penurunan kinerja ekonomi.
Hammam menuturkan upaya melandaikan kurva kasus Covid-19 dilakukan dengan menurunkan tingkat penularan yang dipengaruhi oleh jumlah kontak orang terinfeksi (akibat mobilitas) dan kemungkinan atau probability tertular.
Pengendalian jumlah kontak dilakukan dengan melakukan penurunan tingkat mobilitas, itu memberikan dampak pada penurunan ekonomi. Sedangkan penurunan "probability" dilakukan dengan penerapan protokol kesehatan dan vaksinasi.
Kepala BPPT menuturkan probability menurun akibat kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan menjadi sekitar 0,4 (tingkat kepatuhan sekitar 60 persen), namun sekitar awal Juni 2021 terjadi kenaikan probability yang diindikasikan terjadi karena faktor berkurangnya kepatuhan masyarakat menjalankan protokol kesehatan.
Selain faktor tersebut, munculnya varian delta yang memiliki tingkat penularan lebih tinggi turut berperan dalam kenaikan kasus Covid-19.
Follow Berita Okezone di Google News