ROSO Daras dalam buku āTotal Bung Karno" menuliskan bahwa Guntur Soekarnoputra harus memikul tanggung jawab besar, ketika bapaknya, Sekarno meninggal. Ia tidak saja harus menjadi āpenggantiā peran ayah bagi adik-adiknya, tetapi juga siap menjalankan peran sebagai anak Bung Karno tertua.
Selama menjadi putra Bung Karno, banyak pesan yang telah dibenamkan Bung Karno di otak dan hati Guntur.
Baca juga:Ā Rachmawati saat Bung Karno Sakit: Mengapa Penyakit Bapak Dibiarkan?
Di buku yang ditulis Guntur yaitu āBung Karno, Bapakku Kawanku dan Gurukuā diceritakan tentang pesan terakhir Bung Karno. Setelah itu tidak ada pesan lagi hingga ayahnya meninggal dunia, 21 Juni 1970.
Berikut pesan terakhir Bung Karno kepada Guntur:Ā
āTok, engkau adalah anak sulung Putra Sang Fajar. Sebab, bapakmu dilahirkan pada waktu fajar menyingsing. Fajar 6 Juni yang sedang merekah di ujung timur. Dan engkau yang lahir di tahun keberanian, juga menjelang fajar tanggal 3 November pada saat mana hegemoni kekuasaan Jepang semakin suram sinarnya.Ā
Nah , seperti halnya bapakmu, engkau pun pantas menyambut terbitnya matahari. Jadilah manusia yang pantas menyambut terbitnya matahari. Ingat, yang pantas meyambut terbitnya matahari itu hanya manusia-manusia abdi Tuhan, manusia-manusia yang manfaat. Karena itu jangan cengeng! Buktikan kepada setiap orang yang menatapmu bahwa engkau memang pantas menjadi anak sulung Sukarno.ā
Baca juga:Ā Kisah Bung Karno-Fidel Castro Bertukar Topi dan Kopiah
Ekspresi sikap Guntur pasca meninggalnya Bung Karno, baginya adalah sikap terbaik. Termasuk jika akhirnya ia memilih untuk tidak terjun ke gelanggang politik.
Follow Berita Okezone di Google News