JAKARTA - Tuturan Guntur Soekarnoputra soal bapaknya, Presiden Pertama Indonesia Soekarno terasa intim dan di luar dugaan umum. Sebab sosok Soekarno itu kharismatik sebagai proklamator dan "founding father"-nya bangsa Indonesia, ternyata dalam kehidupan biasanya sering terjadi hal-hal biasa, namun luar biasa bagi orang biasa.
Sebagai contoh, siapa menduga, kalau Bung Karno yang perlente, tahu etiket dan terbiasa bergaul di kalangan atas, ternyata berperilaku macam orang kebanyakan. Misalnya seperti cerita Guntur berikut ini, seperti dilansir dalam buku "Bung Karno: Bapakku-Kawanku-Guruku", Kepustakaan Presiden, Perpusnas.
 Baca juga: Saat Lautan Manusia Iringi Kepergian Soekarno ke Tempat Peristirahatan Terakhir
Ruang duduk di teras belakang Istana Merdeka, dan ruang duduk beranda depan kamar Bapak. Yang hadir: Bung Karno, beberapa tamu Dubes-dubes asing, beberapa Menteri Kabinet, dan aku.
Aku sedang berada di Jakarta dalam rangka mudik dari Bandung tempat kuliah (Guntur kuliah di Jurusan Mesin ITB). Aku duduk di kursi panjang dari rotan tempat Bapak selalu duduk baca koran. Duduk di situ, kita bisa melihat taman yang membentang di belakang Istana Merdeka
Baca juga:Â Â Ajaran Marhaenisme Warisan Bung Karno
Di ujung tangga terdapat serumpun semak pohon ampelas-ampelasan. Tiba-tiba dari ujung tangga ku lihat Bapak turun dari beranda dan langsung masuk ke dalam semak tadi. Kemudian tak lamanya Bapak keluar dari dalam semak dan naik tangga pergi ke beranda lagi.
Eh, tak berapa lama lagi-lagi Bapak ke dalam semak, bahkan sekarang kelihatan tergopoh-gopoh turunnya dari tangga. Selesai mandi aku segera berpakaian dan buru-buru kembali duduk di beranda depan kamar Bapak, karena ingin kulihat apakah Bapak masih saja mundar-mandi masuk semak pohon ampelas lagi.
Follow Berita Okezone di Google News