JAKARTA – Gempa bumi magnitudo (M) 6,0 telah mengguncang Maluku Tengah pada Rabu (16/6/2021) pukul 11.43.08 dengan episenter terletak di laut, 69 km tenggara kota Masohi di kedalaman 19 km.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) membeberkan fakta-fakta seputar gempa yang dipicu aktivitas sesar aktif itu. Menurut pakar BMKG, aktivitas sesar itu berasosiasi dengan Zona Sesar Kawa.
“Hasil analisis mekanisme sumber gempa ini menunjukkan mekanisme pergerakan sesar turun (normal fault),” ungkap Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono dalam keterangannya, Kamis (17/6/2021).
BACA JUGA: Breaking News: Gempa M6,1 Guncang Maluku Tengah
Guncangan gempa dirasakan cukup kuat di Tehoru, Masohi, Bula, Kairatu, Saparua, Wahai dalam skala intensitas III-IV MMI. Sedangkan di Pulau Ambon guncangan dirasakan dalam skala intensitas II-III MMI.
Daryono juga mengatakan gempa menyebabkan dampak kerusakan ringan pada beberapa bangunan di Kecamatan Tehoru, seperti kerusakan pagar Gereja Sounulu di Kecamatan Tehoru dan beberapa rumah warga mengalami retak.
BACA JUGA: Waspada Gempa Susulan dan Tsunami di Maluku Tengah, Menjauh dari Pantai Berikut Ini
Meski hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami, namun berdasarkan hasil observasi tinggi muka air laut menunjukkan ada kenaikan dan terjadi tsunami kecil yang diduga kuat berkaitan longsoran bawah laut yang dipicu gempa. “Sehingga dapat kita saksikan beberapa rekaman adanya tsunami kecil yang melanda pantai,” kata Daryono.
Daryono mengatakan bahwa kejadian tsunami kecil ini terekam di Stasiun Tide Gauge Tehoru yang dioperasikan oleh BIG dengan ketinggian maksimum sekitar 50 cm pada pukul 11.47 WIB (4 menit setelah gempa). Kejadian tsunami kecil juga terekam di Stasiun Tide Gauge Banda (BIG) dengan ketinggian maksimum 7 cm pada pukul 12.02 WIB (19 menit setelah gempa).
Follow Berita Okezone di Google News