PERINTAH Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk memberantas premanisme direspons cepat.
Operasi penangkapan preman dilakukan hampir di seluruh wilayah Indonesia. Polisi awalnya menangkap puluhan orang yang sering melakukan pungutan liar di Tanjung Priok, menyusul kemudian ratusan preman di berbagai provinsi turut diamankan.
(Baca juga: Kisah Jenderal TNI Hadapi 2 Kelompok Preman Tanjung Priok Paling Ditakuti)
Selain Tanjung Priok, kawasan Kalijodo, Penjaringan Jakarta Utara sebelumnya juga dikenal menjadi lokasi perjudian dan pelacuran di Ibu Kota.
Mengutip buku karya Krishna Murti berjudul "Geger Kalijodo" di kawasan Kalijodo terdapat dua etnis yang menjadi penguasa disana. Yaitu kelompok dari Sulawesi Selatan yang terbagi dalam suku Mandar dan Bugis Makassar.
Meski sama-sama dari Sulawesi Selatan, namun dua suku ini memiliki kepercayaan dan keyakinan agama serta politik yang tak sama. Perbedaan diyakini berasal dari ikatan kekerabatan dan kelompok masing-masing.
(Baca juga: Sejarah Preman Tanjung Priok: Perseteruan Jago Bugis dan Banten di Tanah Betawi)
Dua kelompok ini memiliki sejarah konflik yang panjang. Padahal di Sulawesi Selatan sendiri tidak pernah terjadi konflik antara suku Bugis Makassar dengan suku Mandar. Diduga persaingan hidup menjadi latar konflik dua suku ini. Kedua kelompok ini bersaing dalam memperebutkan sumber daya kehidupan yaitu perjudian. Lahan-lahan kosong si bantaran Sungai Banjir Kanal mereka dirikan lapak-lapak perjudian. Aksi ini membuat masyarakat lain merasa terganggu.
Kelompok pertama yaitu kelompok Makassar yang dipimpin oleh Bedul, dan kelompok kedua yaitu kelompok Asman (bukan nama sebenarnya) yang berasal dari Mandar. Kelompok Asman memiliki organisasi preman bernama Anak Macan yang berisi para pemuda pengangguran yang bertugas menjaga lapak-lapak judi serta mengamankan "bandot" alias bandar judi.
Kelompok ini pernah membuat ormas Front Pembela Islam (FPI) kocar kacir saat hendak "membersihkan" Kalijodo dari perjuadian dan pelacuran. Bahkan kabarnya kelompok ini bisa menyusup ke FPI untuk mengetahui rencana-rencana ormas itu jika ingin menyerang Kalijodo.
Sementara pesaingnya, kelompok Bedul tak bisa dianggap remeh. Meski tak memiliki organisasi serapi kelompok Asman, namun kelompok ini juga memiliki ratusan pengikut yang bertugas menjaga lapak-lapak judi di kawasan itu.
Kedua kelompok ini bersitegang pada 22 Januari 2002 saat Udin yang berasal dari kelompok Bugis Makassar tewas dengan luka disekujur tubuh setelah diparang oleh Jalal yang merupakan kelompok Asman.
Krishna Murti yang saat ini menjabat sebagai Karomisinter Divhubinter Polri juga menceritakan bahwa dirinya pernah hampir ditembak oleh seseorang saat berusaha menghentikan pertikaian antara dua kubu yang kerap berseteru di Kalijodo, yaitu Suku Mandar dan Suku Bugis.