JAKARTA - Keluarga presiden kedua RI HM Soeharto menggelar peringatan satu abad atau 100 tahun kelahiran Soeharto di Masjid At Tin, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Selasa (8/6/2021).
Keluarga bercerita tentang perjuangan Soeharto sejak melawan penjajah hingga masa Orde Baru. Putri sulung Soeharto Siti Hardiyanti Rukmana alias Tutut Soeharto bercerita tentang Pak Harto sebagai sosok orangtua dan sebagai pemimpin bangsa.
Dia menagatakan bahwa ayahnya banyak menghabiskan waktu untuk berjuang dan mengisi kemerdekaan dengan merebut dan mempertahankan kemerdekaan hingga dinobatkan sebagai Bapak Pembangunan Indonesia.
Tutut bercerita mengenai perjalanan panjang sang bapak pembangunan tersebut. Tepat 100 tahun lalu Soeharto lahir di Kemusuk, Desa Argomulyo, Sedayu, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada 8 Juni 1921.
Baca juga:Â Kenang Soeharto, Akun Twitter Fadli Zone Dibanjiri Cerita Harga Murah, Kondisi Aman hingga Beasiswa Kuliah
Sejak kecil Soeharto dididik dengan kultur Jawa yang taat akan agama. Menginjak remaja orangtua Pak Harto tersebut aktif dalam merebut kemerdekaan Indonesia. Kemudian setelah proklamasi, Soeharto juga ikut mengangkat senjata mengusir penjajah termasuk melakukan perebutan senjata penjajah.
"Bapak ditakdirkan memimpin serangan umum 1 Maret 1949 yang amat penting maknanya perjuangan Indonesia," kata Tutut.
Selain itu, Soeharto juta dipercaya memimpin operasi Mandala pembebasan Irian Barat dan mengatasi pemberontakan PKI. Pak Harto, kata dia, merupakan orang yang tekun dan tegas yang selalu dihormatinya.
Menurut dia, setiap langkah the smiling general itu selalu dilandasi kedisiplinan militer yang telah terbangun sejak remaja.
"Bapak ikut terlibat langsung dalam fase kehidupan bangsa mulai perjuangan, mempertahankan, kemerdekaan hingga melakukan pembangunan," jelasnya.
Baca juga:Â Mengenang 100 Tahun Soeharto, Fahri Hamzah: Pak Harto Tokoh Besar Mentransformasi Bangsa
Pada fase pembangunan Soeharto kemudian ditakdirkan memimpin bangsa selama lebih 30 tahun berikutnya. Soeharto telah mempu membawa Indonesia keluar dari fase keterpurukan yakni sebanyak 60 persen rakyat terjebak pada kemiskinan.
"Kemudian bangsa kita berhasil membangun ekonomi tumbuh secara konstan sebesar 7 persen. Alhamdulillah kemiskinan berhasil ditekan angka 11 persen hingga penghargaan demi penghargaan dunia telah diterima Indonesia. Di antara 1985 mendapat penghargaan WHO karena berhasil menciptakan swasembada beras," jelasnya.