JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menjelaskan perihal tsunami. Tsunami terdiri dari rangkaian gelombang laut yang mampu menjalar dengan kecepatan melebihi 900 km/ jam di tengah laut. Bencana ini diakibatkan oleh beberapa faktor, antara lain gempa bumi di dasar laut, runtuhan di dasar laut, ataupun karena letusan gunung api di laut.
Di Indonesia sendiri, tsunami terbesar yang pernah terjadi adalah di Aceh pada 2004 silam. Akibatnya, sekitar 230.000 jiwa menjadi korban. Aceh pun lumpuh beberapa waktu dan akhirnya kembali normal saat ini. Selain itu, adapula deretan peristiwa tsunami lainnya yang terjadi dibeberapa daerah beberapa tahun lalu.
Baca juga:Â Â Kajian Ilmiah Kuatkan Ancaman Gempa 8,9 M dan Tsunami 29 Meter di Jawa
Tsunami di Selat Sunda (2018)
Tiga tahun lalu, Indonesia berduka akibat kejadian tsunami yang menimpa Selat Sunda. Terjadi di penghujung 2018, bencana itu meluluh lantakkan wilayah Banten dan Lampung. Akibatnya, lebih dari 200 nyawa melayang. Sementara itu, korban luka sebanyak 1.016 orang, 11.687 orang mengungsi dan 57 orang lainnya hilang.
Untuk bangunan, 69 unit hotel dan vila diketahui rusak, 60 warung dan toko rusak dan 420 perahu serta kapal juga turut rusak. Adapun 5 kabupaten yang terdampak adalah Pandeglang, Serang, Lampung Selatan, Tanggamus dan Pesawaran.
Baca juga:Â Â 2 Kali Tsunami pada 2 Juni, BMKG: Bukan untuk Menakut-nakuti
Gempa-Tsunami di Palu dan Donggala (2018)
Pada 28 September 2018, gempa bumi berkekuatan 7,7 SR mengguncang Kota Palu, Kabupaten Donggala dan wilayah sekitarnya di Sulawesi Tengah pada pukul 17.02 WIB.
Berlandaskan dari berbagai sumber, tsunami datang tak lama setelah gempa menghantam atau pada pukul 17.22 WIB. Titik pusat gempa berada di kedalaman 10 km. Tepatnya, berada di 27 km laut Donggala. Ketinggian tsunami pun mencapai 1,5 meter.
Bahkan di Pesisir Mamuju, air mengalami kenaikan setinggi 6 cm. Sementara itu, jumlah korban tewas yang berhasil dievakuasi adalah 2.045 orang, ratusan orang lainnya dinyatakan hilang.