GUNTUR Soekarnoputra, menulis tentang kisah-kisah ringan dan humanis dari Soekarno alias Bung Karno yang dituangkan di buku, “Bung Karno : Bapakku, Kawanku, Guruku ". Berikut ceritanya.
Waktu: 1964 - 1965. Tempat: Ruang duduk di teras belakang Istana Merdeka dan ruang duduk beranda depan kamar Bapak.
Yang hadir: Bung Karno, beberapa tamu Dubes-dubes asing, beberapa Menteri Kabinet ... dan aku.
Aku sedang berada di Jakarta dalam rangka mudik dari Bandung tempat kuliah (Guntur kuliah di Jurusan Mesin ITB ).
Aku duduk di kursi panjang dari rotan tempat Bapak selalu duduk baca koran, duduk di situ. Kita bisa melihat taman yang membentang di belakang Istana Merdeka. Di ujung tangga terdapat serumpun semak pohon ampelas-ampelasan.
Baca juga: Kisah Bung Karno Jempol Kakinya Sakit, Lalu Pakai Sepatu Tenis Bolong Temui Dubes Asing
Tiba-tiba dari ujung tangga kulihat Bapak turun dari beranda dan langsung masuk ke dalam semak tadi. Kemudian tak lama Bapak keluar dari dalam semak dan naik tangga pergi ke beranda lagi.
Eh, tak berapa lama lagi-lagi Bapak ke dalam semak, bahkan sekarang kelihatan tergopoh-gopoh turunnya dari tangga.
Selesai mandi aku segera berpakaian dan buru-buru kembali duduk di beranda depan kamar Bapak, karena ingin kulihat apakah Bapak masih saja mondar-mandir masuk semak ppohon ampelas lagi.
Baca juga: Bung Karno: Harto, Jane Aku Iki Arep Kok Apa'Ke?
Astaga! Ternyata masih demikian, begitu aku sampai di beranda aku lihat Bapak baru saja keluar dari dalam semak dan naik tangga, aku jadi penasaran dibuatnya!
Guntur: Pak, aku mau tanya.
Soekarno: Ya, soal apa?
Guntur: Aku perhatikan Bapak kok mundar-mandir saja masuk semak, rada aneh.
Soekarno: Ho ho, kau mau tahu? Aku kencing di situ!
Guntur: Kencing?
Soekarno: Yaaa. nguyuh! Ha ha ha (Bapak terbahak dan ngeloyor ke kamar)
Follow Berita Okezone di Google News