KEMATIAN empat mahasiswa Trisakti Elang Mulia Lesmana, Heri Hertanto, Hafidin Royan, dan Hendriawan Sie membuat amarah publik yang terpendam selama 32 tahun akhirnya membuncah. Puluhan ribu mahasiswa turun ke jalan untuk menduduki Gedung DPR.
Tujuan mereka cuma satu, yaitu menumbangkan Presiden Soeharto. Aksi mahasiswa tersebut akhirnya membuat Soeharto pada 21 Mei 1998 atau 23 tahun silam menyatakan mundur dari tampuk kepresidenan.
(Baca juga: Serda Ucok Dikabarkan Masuk ke Satuan Telik Sandi, Apa Tanggapan TNI AD?)
Mengulik ke belakang, ada kisah antara Soekarno dan Soeharto yang menjadi kontroversial. Saat itu, Si Bung Besar menanyakan sikap Soeharto kepada dirinya.
āHarto, jane aku iki arep kok apaāke?" ujar Soekarno pada Soeharto di suatu waktu dalam bahasa Jawa. Kurang lebih artinya, āHarto, sebenarnya aku ini akan kamu apakan? Aku ini pemimpinmuā.
(Baca juga: Larangan Belanda Tak Surutkan Nyali Ribuan Masyarakat Sholat Id di Bekas Rumah Soekarno)
Pengungkapan Soekarno pada Soeharto itu termaktub di autobiografi Soeharto, pasca-penjelasannya soal peristiwa G30S (Gerakan 30 September) 1965 di mana sejumlah perwira tinggi TNI AD gugur ditolak parlemen, sekaligus pasca-keluarnya Surat Perintah 11 Maret (Supersemar) 1966.
Masa-masa akhir Soekarno setelah dua peristiwa itu begitu miris. Sang proklamator, sang penyambung lidah rakyat, Putra Sang Fajar yang mulai meredup, di mana Soekarno sejak Mei 1967 tak lagi diizinkan memakai gelar Kepala Negara atau status Presiden.
Saat itu, Soekarno intensif jadi obyek interogasi petugas Teperpu dan sudah āterasingā di Wisma Yaso (kini Museum Satria Mandala, Jakarta). Mendengar Bung Karno bertanya dengan miris seperti itu, segera Soeharto menurunkan perintah untuk tak lagi menginterogasi Soekarno.
Follow Berita Okezone di Google News