JAKARTA - Indonesia diharuskan memenuhi tuntutan kewajiban impor ayam, lantaran kalah dalam gugatan di sidang sengketa Badan Perdagangan Dunia atau World Trade Organization (WTO), Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti meminta pemerintah segera bersikap serta mengantisipasi kemungkinan banjir impor ayam dari Brasil.
Menurut Senator Jawa Timur ini, kekalahan Indonesia di sidang WTO menjadi ancaman bagi peternak ayam lokal. Untuk itu, ia berharap pemerintah bisa menyelamatkan produksi ayam dalam negeri.
"Buntut kekalahan di sidang WTO membuat Indonesia mau tidak mau membuka keran impor daging ayam dari Brasil. Kondisi ini kita khawatirkan akan membuat pasar dibanjiri ayam-ayam impor dan menggeser komoditas daging ayam dalam negeri," tutur LaNyalla, Senin (3/5/2021).Â
Ketua Dewan Kehormatan Kadin Jawa Timur itu mendorong pemerintah untuk berjuang maksimal dalam upaya banding di sidang sengketa perdagangan WTO melawan Brasil. Meski begitu, ia meminta pemerintah mulai melakukan upaya antisipasi untuk menghindari tergerusnya stok ayam dalam negeri.
"Kita harus sudah melakukan antisipasi sebagai tindakan preventif terhadap dampak negatif bagi para peternak lokal dan kecil karena banjirnya daging ayam lokal di pasaran akan menjadi penyebab anjloknya harga, karena daging ayam Brasil sangat murah, hanya berkisar Rp14.500/kg," ucapnya.
Baca juga:Â Dampak Pandemi Covid-19, Ketua DPD RI Usul Pajak Kendaraan Didiskon
Sedangkan untuk daging ayam lokal, LaNyalla menilai biaya produksi yang sangat tinggi membuat harga ayam dalam negeri menjadi lebih mahal.
Untuk itu, Ia menilai harus ada efisiensi produksi daging ayam lokal. Mulai dari penyiapan bibit Day Old Chick (DOC), biaya pakan, sampai meminimalisir risiko kematian ayam dalam proses pengangkutan.
"Biaya pakan yang berkontribusi 60 persen terhadap harga ayam harus terus diturunkan. Peternak harus mulai mencari alternatif, sehingga biaya produksi daging ayam bisa diturunkan," ujar LaNyalla.Â
Mantan Ketum PSSI itu juga berharap pemerintah melakukan upaya yang lebih cerdas jika pada akhirnya pencegahan sementara masuknya impor daging ayam Brasil tak lagi bisa dilakukan. Penanganan jangka pendek dan jangka panjang harus sudah disiapkan dari sekarang.Â
Baca juga:Â Kabinda Papua Gugur, Ketua DPD RI: Tumpas KKB Keakar-akarnya!
"Jika pada akhirnya impor ayam Brasil tak bisa dibendung lagi pemerintah harus bisa membatasi segmen pasar. Kementerian Perdagangan harus bisa memisahkan segmen bagi ayam impor dan segmen pembeli ayam lokal," katanya.
Alumnus Universitas Brawijaya Malang tersebut juga meminta pemerintah mendengarkan masukan dari pengusaha maupun stakeholder yang terlibat dalam produksi ayam potong dalam negeri.
"Pemerintah perlu juga memperhatikan latar belakang masyarakat Indonesia, di mana mayoritas warga kita adalah umat muslim yang butuh kepastian halal dalam proses produksinya," sebutnya.Â