TANGERANG - Pencarian Anak Buah Kapal (ABK) yang tenggelam bersama terbaliknya kapal pencari ikan KM Barokah Jaya, usai menabrak MV Habco Pionner di laut Indramayu, menemui banyak tantangan.
Juru Bicara Basarnas Yusuf Latif mengatakan, lokasi terjadi tabrakan kapal itu, tidak ada jaringan. Komunikasi hanya bisa dilakukan melalui radio. Cuaca juga kurang mendukung, awan mendung dan angin tampak kencang.
"Tidak ada jaringan di lokasi kapal hanya bisa melalui radio. Penyelaman juga sempat dihentikan, karena kondisi cuaca dan perairan yang kurang mendukung," katanya, kepada Sindonews, Minggu (4/4/2021).
Baca Juga:Â Â Basarnas: 15 ABK yang Tenggelam di Laut Indramayu Hanyut
Dilanjutkan dia, saat operasi SAR hari pertama ini kondisi cuaca di lokasi masih baik. Meski demikian, arus kencang, angin kencang, dan cuaca mendung. Bagi penyelaman, kondisi ini kurang bagus, hingga dihentikan.
"Cuaca sempat cerah berawan dengan tinggi gelombang 0.25 meter. Perkembangan akan kami sampaikan," jelasnya.
Sementara itu, tim penyelam dari Basarnas Special Group (BSG) memastikan, bahwa sudah tidak ada lagi korban dalam bangkai KM Barokah Jaya yang terbalik, karena menabrak kapal MV Habco Pionner di laut Indramayu.
"Penyelaman dihentikan, karena kondisi cuaca dan perairan kurang mendukung. Serta, sudah tidak ada korban di dalam kapal MV Barokah Jaya dan di sepanjang jaring ikan. Selanjutnya korban dievakuasi ke posko Indramayu," jelasnya.
Baca Juga:Â Â Kapal Motor Anugerah Saputra Tenggelam di Perairan Banggai Laut
Dengan demikian, hasil operasi pencarian ABK hari ini berhasil menemukan dua orang dalam kondisi meninggal. Maka, masih ada sekira 15 ABK lagi yang masih hilang. Saat penyelaman, cuaca tampak mendung dan arus kencang.
(Ari)