JAKARTA - Komisi X DPR RI menyesalkan pemangkasan anggaran membaca di saat pandemi Covid-19 berlangsung. Alasannya, pandemi membuat pendidikan kita tertinggal dari negara lain.
Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian mengatakan, dalam rangka mengejar ketertinggalan pendidikan di masa pandemi, perpustakaan menjadi andalan supaya bisa menjadi wahana pendidikan alternatif, selain sekolah.
"Memang tugas berat walaupun anggaran dikurangi, tetapi tuntutannya ditingkatkan. Jadi Perpusnas bukan saja harus adaptif terhadap perkembangan teknologi dan informasi, tetapi juga antisipatif untuk menyiapkan SDM dan kelembagaan yang makin mapan," ujar legislator Fraksi Golkar ini, dalam rapat dengar pendapat (RDP) antara Perpusnas dengan Komisi X DPR RI yang digelar secara daring dan luring di Gedung Nusantara Senayan, Jakarta, Senin (29/3/2021).
Baca Juga: 44 Stasiun Layani GeNose C19 Hanya Rp30 Ribu, Berikut Daftarnya
Anggota Komisi X DPR RI, Putra Nababan menambahkan, Fraksi PDI Perjuangan ini prihatin dengan pemotongan anggaran belanja Perpusnas. Padahal kinerja yang dilakukan Perpusnas hingga saat ini mengesankan.
Baca Juga: Kapal Pesiar Ini Umumkan Tujuan dan Jalur Pelayaran Baru
Ini terlihat dari penghargaan yang diterima oleh Perpusnas dalam capaian kinerja anggaran K/L TA 2020 dengan perolehan nilai kinerja anggaran sebesar 95,88 (sangat baik), dengan urutan 9 dari 42 untuk K/L dengan Kategori Pagu Kecil serta meraih predikat Zona Hijau dari Ombudsman.
"Hal ini membuktikan bahwa Perpusnas dengan anggaran terbatas tetapi punya kemampuan mengelola anggaran dengan prudent," ungkapnya.
Penghematan anggaran belanja Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI sebesar Rp7.316.287.000. Pada 2021, Perpusnas mengalami penghematan belanja sebesar 1,08 persen dari pagu awal sebesar Rp 675.539.800.000.