JAKARTA - Ketua Umum (Ketum) sekaligus Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto menjadi tokoh sentral di Partai Gerindra. Kondisi ini sama seperti PDI Perjuangan di mana, Ketumnya Megawati Soekarnoputri juga menjadi tokoh sentral.
(Baca juga: Kubu Moeldoko Tidak Ingin Proyek Mangkrak Wisma Atlet Jadi Candi Hambalang)
Demikian diutarakan Analis Politik dari Universitas Paramadina, Jakarta, Hendri Satrio, dalam diskusi Polemik Trijaya yang bertajuk “Senjakala Regenerasi Parpol” yang disiarkan daring di kanal Youtube MNC Trijaya, Sabtu (26/3/2021).
“Parpol modern itu memang rata-rata tidak memiliki tokoh sentral, jadi siapa saja bisa menjadi ketua parpol. Maka sebenarnya ujian di PDIP dan Gerindra saat tokoh sentralnya menjadi sufi betulan, sehingga siapa saja bisa terpilih,” kata Hendri.
(Baca juga: Larangan Mudik 2021 Bisa Mencegah Varian Baru Corona B 117)
Akibat ketokohan Prabowo yang begitu besar, kata pria yang akrab disapa Hensat itu, jika memang Prabowo mau mencalonkan kembali di Pilpres 2024 mendatang, maka mau tidak mau dilanjutkan.
“Di Gerindra mau nggak mau ya Prabowo, tadi bang Kamrus (Kamrussamad) waktu offline (diskusi) memberikan hints hints (petunjuk), kalau masih ada pak Prabowo dan pak Prabowo mau terus yaudah,” ujarnya.
Tetapi, founder lembaga survei KedaiKOPI ini juga mempertanyakan, seberapa besar keberanian Prabowo mengikuti jejak Megawati, untuk menunjuk kadernya seperti Joko Widodo (Jokowi) untuk maju di pemilu presiden (pilpres).
“Dan seberapa berani pak Prabowo mengikuti jejak Megawati menunjuk kadernya seperti Jokowi untuk maju ke perhelatan presiden,” kata Hensat.