TERHARU dan sedikit terseyum membaca status seorang dosen di media sosial yang memiliki keinginan kuat untuk di vaksin Covid-19, sang dosen senior ini mengaku, sudah mendaftar ke mana-mana tapi belum mendapatkan peluang untuk divaksin.
Bahkan sang dosen, mengatakan telah mencari informasi di mana bisa mendapatkan vaksinasi Covid-19 ke berbagai sumber, termasuk ke istri, anak, teman bahkan via online, sungguh kesadaran yang luar biasa menurut saya.
Keinginan kuat dosen inilah yang kemudian membuat saya menulis artikel ini, bahwa kita telah menyadari, tentang pentingnya vaksinasi sudah diterima dengan baik di tengah masyarakat. Kesadaran tentang pentingnya vaksinasi bisa saja kita maknai sebagai keberhasilan pemerintah dalam penanganan penyebaran virus Covid-19.
Nah, dengan semangat atau ‘pengen divaksin’ ini, seharusnya pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan segera merealisasikan secepatnya saja, apalagi presiden telah mengatakan tenaga pendidik termasuk dosen dan guru merupakan prioritas vaksinasi.
"Tenaga pendidik dan kependidikan, guru, ini kita berikan prioritas agar nanti di awal semester kedua pendidikan tatap muka bisa kita mulai lakukan," kata Presiden Jokowi dalam sebuah kesempatan.
Kementerian kesehatan (Kemenkes) sendiri sebenarnya telah menargetkan sasaran kedua vaksinasi adalah guru, dosen dan tenaga pendidik lainnya, yang jumlahnya mencapai 5 juta lebih atau 5.057.582 orang. Belum jelas data yang dimaksud Kemenkes tersebut apakah sudah termasuk guru honorer atau dosen tidak tetap di perguruan tinggi swasta.
Vaksinasi kepada tenaga pendidik (guru dan dosen-red) ini menjadi penting mengingat rencana pemerintah untuk membuka kembali perkuliahan atau belajar mengajar dengan sistim tatap muka pada Juli 2021 mendatang. Namun, jika vaksinasi terhadap tenaga pendidik hingga Juli belum selesai dilakukan, sebaiknya wacana proses belajar mengajar tatap muka, tidak dilangsungkan dulu.
Proses vaksinasi memang saat ini masih berjalan di sejumlah tempat di Indonesia, termasuk di pelosok negeri. Diperkirakan dengan wilayah yang luas dan jumlah penduduk yang besar, program vaksinasi covid-19 belum akan diketahui kapan akan tuntas, “Tidak ada yang bisa memastikan kapan vaksinasi akan selesai karena kita tidak tahu berapa stok vaksin, ini semua hanya hayalan, “ kata Epidemilogy UI, dr. Pandu Riono, PhD.