PERISTIWA Bandung Lautan Api adalah kejadian besar yang terjadi di Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat, Indonesia pada 23 Maret 1946. Dalam waktu tujuh jam, sekitar 200.000 penduduk Bandung membakar rumah mereka, meninggalkan kota menuju pegunungan di daerah selatan Bandung.
(Baca juga: Menjelma bak Hantu, 30 Prajurit Kopassus Taklukkan Ribuan Pemberontak Kongo)
Dalam pembumihangusan Kota Bandung tersebut, ada peristiwa heroik terhadap penjajah. Tepatnya pada 24 Maret 1946 atau 75 tahun silam, aksi teror dilancarkan sekutu Brigade MacDonald, dengan para pasukan Gurkha yang “dibonceng” NICA (Nederlandsch Indië Civil Administratie) mendapat perlawanan rakyat.
(Baca juga: Aksi Usman Harun dan Sosok Gani yang Misterius di Pusaran Teror Bom Singapura)
Mengutip buku "Sekilas Sejarah Peristiwa Perjuangan Bandung Lautan Api" karya HME Karmas, dikisahkan Emen, seorang tukang becak yang ikut melakukan perlawanan bersama para pemuda dan Tentara Republik Indonesia (TRI – sekarang TNI), melakukan aksi cenderung nekat.
Emen menerjang ke atap tank baja Inggris dan menumpahkan bensin, sekaligus melempar api ke kabin tank. Sontak, tank canggih pemenang perang dunia ke II itu meledak hingga menewaskan kru tank Inggris dan juga Emen sendri.
Beberapa kejadian yang mencengangkan turut dilakukan para wanita terhadap Inggris. Di antara para kombatan wanita, tersebutlah dua nama legendaris, ‘Zus’ (sebutan wanita pada masa itu) Willy dan ‘Zus’ Susilawati.
‘Zus’ Willy yang tergabung di Kesatuan Laswi (Lasjkar Wanita) memenggal kepala seorang tentara Gurkha setelah menembaknya terlebih dulu dalam pertempuran dekat Ciroyom. Kepala tentara Gurkha itu ditebas dengan Gunto (pedang samurai) dan potongan kepalanya diserahkan pada Komandan Laswi, Ibu Arudji.
Bahkan, yang lebih ekstrem adalah ‘Zus’ Susilawati. Perwira wanita Polisi Tentara ini mengeksekusi kepala seorang Gurkha dan mengarak potongan kepala itu dari Jalan Cibadak sampai ke Markas Divisi III di Regentsweg. Dari situ, potongan kepala Gurkha itu dikirimkan ke Markas TRI di Yogyakarta.