JAKARTA - Kota Semarang memiliki satu baguan yang biasa disebut Kota Lama atau Little Nederland. Pada dasarnya area Kota Lama Semarang atau yang sering disebut Outstadt atau Little Netherland mencakup setiap daerah yang gedung-gedungnya dibangun sejak zaman Belanda
Namun seiring berjalannya waktu istilah kota lama sendiri terpusat untuk daerah dari sungai Mberok hingga menuju daerah Terboyo.
"Karakter bangunan di kota lama mengikuti bangunan-bangunan di benua Eropa sekitar tahun 1700-an. Hal ini bisa dilihat dari detail bangunan yang khas dan ornamen-ornamen yang identik dengan gaya Eropa. Seperti ukuran pintu dan jendela yang luar biasa besar, penggunaan kaca-kaca berwarna, bentuk atap yang unik, sampai adanya ruang bawah tanah,"jelas Buntoro, Penggiat sejarah yang juga budayawan Semarang.
Kawasan Kota Lama masih menyisakan sejuta pesona keindahan arsitektur Eropa . Keberadaan Kawasan Kota Lama itu sangat terkait dengan kekuasaan pemerintah Belanda di Semarang. Kekuasaan itu berawal dari bangkrutnya kongsi dagang Hindia Timur Verenigde Ooost-indische Compagnie (VOC) pada 1799.
“Di bawah pemerintahan Kolonial Belanda, Semarang dijadikan sebagai "Batavia Ke dua". Waktu itu telah berkembang pelabuhan dagang, juga pemukiman dalam Kota Benteng De Vijfhoek dan Kota Benteng De Europesch Burt, yang sekarang dikenal sebagai Kawasan Kota Lama,”paparnya.
Kini, situasi dan nama jalan tinggal kenangan, sebab sejak kemerdekaan nama jalan sudah diindonesiakan.
Amen Budiman dalam bukunya menulis, Noorderwalstraat diganti Jln. Merak, Westerwalstraat diubah namanya menjadi Jl. Mpu Tantular, Zyderwalstraat bertukar nama dengan Jl. Kepodanga, dan Oosterwalstraat lenyap diganti Jl. Cendrawasih.
Jika nama jalan berubah total, tidak demikian dengan nama tempat. namun, banyak yang keseleo lidah ketika mengucapkannya.