JAKARTA - Mantan Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Max Sopacua mengatakan, sejak awal Partai Demokrat dibentuk sebagai partai modern dan terbuka. Namun, dalam perjalanan kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Demokrat menjadi partai dinasti, sehingga kepercayaan masyarakat merosot.
"Itulah landasan kita berjuang, yang ditanamkan oleh para pendiri pada saat awal, tetapi dalam kepemimpinan SBY sebagai Ketua Umum, Partai Demokrat dikerdilkan menjadi partai keluarga," katanya dalam keterangan tertulisnya yang dikutip, Selasa (23/2/2021).
"Rekam jejaknya masih ada, saksi dan orang-orangnya masih lengkap sehat wal afiat," ujarnya.
Baca Juga: Tanggapi Demokrat Pamer Jagoan di Pilgub DKI, Golkar: Pilkadanya Masih Jauh 2024
Max menjelaskan, meskipun SBY menahkodai langsung sebagai Ketua Umum dan kala itu juga masih menjabat Presiden RI, tapi perolehan Partai Demokrat di Pemilihan Umum (Pemilu) 2014 malah menurun menjadi 10%. SBY kemudian menobatkan putra sulungnya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi sebagai Komandan Tugas Utama (Kogasma) Partai Demokrat setelah kalah dalam Pilkada DKI 2017. Kogasma bertugas memenangkan Pemilu 2019.
"Sejatinya, kemampuan AHY dalam membawa kemenangan Partai Demokrat sudah diuji-cobakan pada Pemilu 2019, namun alhasil bukannya perolehan Partai Demokrat naik atau bertahan, tetapi malah turun menjadi 7,7%," kata Max.
Mirisnya, berdasarkan data survei dari Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang dirilis pada 22 Februari 2021, elektabilitas Partai Demokrat jika Pemilu diadakan saat ini hanya 5,4%. "Dan tidak ada yang mengusik mempertanyakan, kapan kepala daerah yang bergabung saat itu, membuat KTA (kartu tanda anggota)? Oleh karena sejatinya Partai Demokrat memang berasaskan partai modern dan terbuka," katanya.
Menurutnya, sebagai akibat sinergisitas putra-putra terbaik itulah, mulai dari kepemimpinan nasional SBY dan bergabungnya putra-putra terbaik di masing-masing daerah, maka Partai Demokrat menjadi partai besar dan partai pemenang di Pemilu 2009.
"Usai 2009, selanjutnya berubah menjadi babak baru, setelah Anas Urbaningrum digantikan SBY menjadi Ketua Umum produk KLB (kongres luar biasa) di Bali 2013 dan putranya Edy Baskoro Yudhoyono tetap menjadi Sekretaris Jenderal. Maka mulai saat itulah masyarakat menyetempel Partai Demokrat adalah partai keluarga," katanya.
Baca Juga: Bersama Moeldoko, Darmizal Klaim Pernah Jadi Suksesor SBY